Sidney, Gatra.com - Australia akan menghabiskan A$1,5 miliar ($966 juta) atau sekitar Rp 14 triliun untuk meningkatkan pengawasan maritim di kawasan utara, dengan membeli lebih banyak pesawat tak berawak jarak jauh (drone), dan meningkatkan kemampuan pesawat patroli maritim Poseidon.

“Armada 14 pesawat Boeing P-8A Poseidon Maritime Patrol akan ditingkatkan kemampuan perang anti-kapal selam, serangan maritim, dan pengumpulan intelijennya, kata Menteri Industri Pertahanan Pat Conroy, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Reuters, Selasa (19/9) melaporkan, pesawat drone MQ-4C Triton produksi Northrop Grumman keempat, yang dikembangkan bersama Angkatan Laut Amerika Serikat, akan berbasis di Wilayah Utara Australia, paling dekat dengan Asia, dan dioperasikan oleh skuadron yang baru dibentuk di negara bagian Australia Selatan.

“Triton akan melakukan pengawasan jarak jauh terhadap wilayah maritim Australia," kata pernyataan itu.

Baca Juga: Antisipasi Serangan China, Australia akan Membeli Rudal Tomahawk AS

“Pembelian Triton tambahan akan meningkatkan operasi dari pangkalan-pangkalan di utara Australia, yang merupakan prioritas dalam Tinjauan Strategis Pertahanan,” kata Conroy.

Tinjauan pada bulan April menyatakan bahwa Amerika Serikat bukan lagi pemimpin unipolar di Indo Pasifik, dan bahwa persaingan yang ketat antara Amerika Serikat dan Tiongkok menentukan kawasan ini, dan bahwa persaingan negara-negara besar mempunyai “potensi konflik.”

Laporan tersebut merekomendasikan pangkalan-pangkalan di utara negara, itu menjadi titik fokus untuk menghalangi musuh, dan melindungi jalur perdagangan dan komunikasi.

Pesawat Poseidon Australia telah melakukan patroli di Laut Cina Selatan, dan juga beroperasi di pangkalan udara Jepang untuk menegakkan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara.

Conroy mengatakan peningkatan pesawat Poseidon akan memperkuat perlindungan “kepentingan maritim” Australia.