Home Gaya Hidup BPOLBF Berikan Pelatihan Kepemanduan Geowisata Labuan Bajo

BPOLBF Berikan Pelatihan Kepemanduan Geowisata Labuan Bajo

Jakarta, Gatra.com – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melakukan pelatihan mengenai kepemanduan geowisata kepada para pemandu dan calon pemandu wisata di Labuan Bajo.

Direktur Utama (Dirut) BPOLBF, Shana Fatina melalui Kepala Divisi Investasi BPOLBF, Jaques Z. Marbun, dalam keterangan pers pada Selasa (19/9), menyampaikan, penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan untuk menangkap peluang serta persiapan SDM unggul untuk melengkapi berbagai kebutuhan pembangunan daerah, baik yang telah dilakukan pemerintah maupun investor di Labuan Bajo.

“Pelatihan ini diadakan untuk menangkap peluang percepatan pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, terutama sejak ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP),” ujarnya.

Menurutnya, banyak pembangunan dan investasi di Labuan Bajo, sehingga perlu ada SDM yang siap untuk dapat mengimbangi berbagai perkembangan yang begitu cepat ini.

Jaques menjelaskan bahwa pelatihan tersebut langsung dilanjutkan dengan Program Sertifikasi Kompetensi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bank Dunia, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Kadispar Manggarai Barat, Pius Baut, menyampaikan, selain untuk pengembangan diri, program pelatihan dan sertifikasi ini juga diharapkan dapat menjadi nilai tambah ketika harus bersaing di lapangan.

“Pelatihan ini bertujuan agar kita bisa berkompetisi. Kita harus memiliki kompetensi untuk bisa berkompetisi. Melalui pelatihan yang dilanjutkan dengan sertifikasi ini, maka kita punya bekal untuk berkompetisi di lapangan dengan yang lain,” ujarnya.

Pius menyampaikan, pemandu wisata termasuk pemandu Geowisata harus memiliki tiga kompetensi, yaitu ilmu atau pengetahuan tentang destinasi, skill, dan attitude atau perilaku. Khusus untuk poin pengetahuan, menurutnya, para peserta diharapkan dapat memanfaatkan pelatihan ini untuk menambah pengetahuannya, terutama tentang geologi.

“Jika ditelisik mayoritas destinasi di Labuan Bajo dan sekitarnya termasuk dalam geowisata seperti bentang alam, danau vulkanik, gua, gunung, sungai, bebatuan dan lain-lain,” katanya.

Menurutnya, selama ini kita tidak mempromosikan itu dari segi geowisata, misalnya bagaimana pink beach itu berwarna pink, mengapa bebatuan di Batu Cermin beda dengan destinasi lain. “Itu yang akan kita pelajari sehingga dalam wisata itu ada edukasinya,” katanya.

Melengkapi yang disampaikan Kadispar tersebut, Ketua DPC Mabar, Sebastian Pandang, selaku narasumber dalam pelatihan tersebut menyampaikan bahwa seorang pemandu wajib menyediakan 3 elemen saat menjelaskan sesuatu kepada wisatawan.

“Saat bernarasi atau story telling kepada wisatawan, para pemandu harus menyediakan 3 elemen, yaitu informatif, edukatif, dan berisi promosi,” ujarnya saat menyampaikan materi tentang SOP dan Kode Etik Pemandu Wisata.

Habib, salah seorang peserta pelatihan berharap melalui pelatihan ini bisa menjadi pemandu wisata yang unggul, berdaya saing, dan informatif. “Nanti ke depannya, sertifikat yang saya peroleh jika saya lulus, bisa menambah nilai saing saya dengan yang lain,” katanya.

Para peserta yang didominasi dari lulusan SMK Pariwisata ini mengikuti pelatihan selama kurang lebih 8 jam dan ditutup dengan side visit ke Gua Batu Cermin. Sepanjang perjalanan, para peserta berdiskusi tentang proses geologi dari beberapa destinasi yang ada di Labuan Bajo, termasuk Batu Cermin.

Selain berdiskusi, para peserta juga diberi kesempatan untuk menjelaskan proses geologi dari destinasi berdasarkan materi yang diperoleh. Diskusi dan latihan di sesi ini dipimpin oleh Aris Dwi Nugroho, Penyelidik Bumi Muda, Badan Geologi, Kementerian ESDM sekaligus Ketua Tim Evaluasi Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) untuk Manggarai Raya.

44