Home Nasional KPK Undang Ary Ginanjar Berikan Penguatan Antikorupsi pada Penjabat Kepala Daerah dan Ketua DPRD

KPK Undang Ary Ginanjar Berikan Penguatan Antikorupsi pada Penjabat Kepala Daerah dan Ketua DPRD

Jakarta, Gatra.com - Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian diundang memberikan materi pelatihan program Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) yang digelar KPK di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis (14/9).

Pelatihan ini merupakan yang ke-11 kalinya Ary Ginanjar memenuhi undangan KPK menjadi narasumber. Pada kesempatan kali ini, pelatihan diikuti oleh 24 pejabat negara dari 12 kabupaten/kota yang terdiri dari para Penjabat Bupati, Walikota dan Ketua DPRD beserta pasangan.

Di hadapan para peserta, Ary Ginanjar memberikan kisah Jaksa Agung yang legendaris Baharuddin Lopa yang menurutnya ada satu hal yang bisa diambil pelajarannya dari kisah sang Jaksa.

"Pak Baharuddin Lopa (Barlop) memiliki kejujuran yang luar biasa. Banyak kisah-kisah kejujuran yang beliau contohkan dan bisa jadi pelajaran untuk saya," ujar Ary dalam keterangannya yang diterima pada Kamis (21/9).

Ia lalu mengisahkan saat Baharuddin Lopa terkejut karena setelah dari suatu tempat kunjungan bensin mobilnya sudah terisi penuh. Saat ditanya kepada supirnya ternyata sudah diisi oleh pejabat yang tadi dikunjungi. Saat itulah, Baharuddin Lopa memerintahkan supirnya untuk menyedot dan mengembalikan bensinnya.

"Di saat itulah saya paham bahwa Pak Barlop menunjukkan integritas yang luar biasa dengan tindakan jujur dan tanggung jawabnya. Bahkan ketika bensin sudah diisi penuh tanpa sepengetahuannya. Beliau perintahkan untuk mengosongkannya kembali," imbuh Ary.

"Dari kisah ini mengajarkan bahwa kejujuran dan komitmen terhadap nilai-nilai menjadi landasan yang penting dalam kehidupan sehari-harinya Pak Barlop. Semoga kita semua bisa mencontoh Beliau," tambahnya.

Pendiri Menara 165 itu kemudian menjelaskan perbandingan orang jujur dan koruptor yang sama-sama ingin bahagia namun memiliki perbedaan pada cara meraih kebahagiaan itu.

"Koruptor mempelajari cara bagaimana agar dia meraih kebahagian materi dengan cara apapun, sekalipun itu dengan cara yang tidak berintegritas. Sedangkan orang jujur, dia bahagia dengan berintegritas," ujarnya.

Maka ia pun mengapresiasi KPK yang menggelar program PAKU Integritas ini. Senantiasa mengingatkan kembali soal pentingnya kejujuran dan integritas diri bagi negeri.

"Namun, apakah bisa dalam satu hari training kita bisa berubah? Jelas tidak bisa apabila ini hanya traning integritas semata. Tapi bisa apabila hari ini kita semua membuat keputusan dan membuat sebuah komitmen 'saya berintegritas, maka saya anti korupsi apapun yang terjadi, karena jujur adalah harga mati'," kata Ary.

"Inilah yang akan menjadi identitas baru diri kita dan melekat kuat kemana pun kita pergi sampai kita mati. Bisa membuat keputusan hari ini? Dengan satu ini saja terlebih dahulu maka Indonesia Emas 2045 akan terjadi. Indonesia Emas 2045 yang bersih dari Korupsi," sambungnya.

Diketahui, digelarnya PAKU Intergritas ini salah satunya mengingat perihal delapan fokus area rawan korupsi seperti perencanaan dan penganggaran APBD, pengadaan barang dan jasa, perizinan, penguatan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), manajemen ASN, optimalisasi pajak daerah, manajemen aset daerah, dan tata kelola keuangan desa.

Dalam upaya pencegahan korupsi di daerah, salah satunya dilakukan KPK melalui penguatan tata kelola pemerintahan daerah yang baik yang tertuang dalam aplikasi Monitoring Center for Prevention (MCP).

Deputi Pendidikan & Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana mengingatkan kembali tentang empat tujuan negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945, salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kegiatan pelatihan ini, menurutnya, adalah bagian dari mencapai tujuan bangsa tersebut. Ia berharap peserta sepulang dari pelatihan ini mendapatkan wawasan tentang antikorupsi dan menerapkannya dalam tugas kesehariannya. “Jadi, sebagai pejabat, bapak/ibu nantinya tidak asal mengambil keputusan,” tuturnya.

Program yang melibatkan pasangan penyelenggara negara ini diharapkan dapat mencegah praktik tindak pidana korupsi dimulai dari keluarga. Oleh karena itu, Wawan menegaskan agar para istri tidak hanya sebatas menjadi bendahara saja di rumah.

"Pasangan bisa menjadi benteng terakhir untuk mencegah korupsi, jangan intergitas dijaga di kantor saja, begitu sampai rumah tidak dijaga. Khususnya ibu-ibu harus bisa jadi BPK juga, jadi auditor juga. Jangan asal terima, supaya jelas uangnya dari mana," terang Wawan.

Selanjutnya, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, Dian Novianthi menyampaikan bahwa fokus pelatihan ini terdiri dari penguatan materi antikorupsi melalui studi kasus korupsi, pendalaman dan penguatan karakter integritas dalam diri, dan implementasi integritas dalam pelaksanaan tugas sebagai penyelenggara negara.

“Selain itu juga dilaksanakan studi pengenalan lingkungan rumah tahanan. Kami akan mengajak seluruh peserta untuk merasakan atmosfer rumah tahanan KPK sebagai pembelajaran agar terhindar dari tindak pidana korupsi. Harapannya, kunjungan ini menjadi pertama dan terakhir ke rutan KPK," ucap Dian.

40