Home Politik Raih Suara Terbanyak di Pemilih PKB, Pengamat: Prabowo Preferensi Pemilih Nahdliyin

Raih Suara Terbanyak di Pemilih PKB, Pengamat: Prabowo Preferensi Pemilih Nahdliyin

Jakarta, Gatra.com - Bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto mendapat suara tertinggi di kalangan pemilih PKB dalam hasil survei Indonesia Polling Stations (IPS) terbaru. Hal ini membuktikan Prabowo masih menjadi preferensi basis pemilih PKB yang mayoritas warga Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam survei tersebut, PKB memiliki 7,7 persen suara dari total 1,220 responden. Dari jumlah itu, sebanyak 42,3 persen memilih Prabowo sebagai capres di Pilpres 2024.

Sedangkan 36,5 persen memilih Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Menariknya, Anies Baswedan yang sudah menarik Muhaimin Iskandar Ketum PKB sebagai cawapres hanya mendapat 15,2 persen dari pendukung PKB.

Hal tersebut menurut Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo karena Prabowo bersama Gerindra selalu menarasikan wawasan kebangsaan. Hal itu yang membuat pemilih PKB yang mayoritas NU tetap setia bersama Prabowo.

"Karena memang Gerindra (Prabowo) ini kan nasionalis yang memang visi misinya sangat tegas akan wawasan kebangsaan," kata Ari dalam keterangannya, Sabtu (23/9).

"Itu sangat cocok dengan NU sehingga menjadi preferensi yang dipilih oleh warga nahdliyin," lanjutnya.

Selain itu, Ari mengatakan pemilih NU memang sedari awal tidak linear dengan PKB. PBNU sendiri telah menyatakan bahwa pihaknya tidak terafiliasi dengan partai politik manapun.

Keadaan ini yang menjadikan basis pemilih PKB terpencar ke berbagai parpol. Pemilih NU dianggap memiliki kriteria sendiri dalam menentukan sosok capres, tidak selalu mengikuti ke mana arah PKB berlabuh.

Sehingga Ari menilai, sangat masuk akal jika Prabowo masih mendapat dukungan mayoritas dari pemilih PKB meskipun Cak Imin sudah bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Anies.

"Jadi memang posisi pemilh NU ini nampaknya memang cukup unik dalam arti memang seperti punya pertimbang-pertimbangan rasional sendiri atau inklusif terhadap pilihan politiknya," pungkasnya.

51