Home Gaya Hidup Menag Paparkan Kunci Sukses Nabi Muhammad SAW Tata Kebhinekaan dengan Kemuliaan Akhlak

Menag Paparkan Kunci Sukses Nabi Muhammad SAW Tata Kebhinekaan dengan Kemuliaan Akhlak

Jakarta, Gatra.com - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan Tahun 1445 H/2023 M berlangsung di Gedung Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (28/9) malam.

Kementerian Agama mengusung tema "Nabi Muhammad SAW Teladan Utama Merawat Kebhinekaan,” acara ini mengundang umat Islam untuk merenungkan strategi dan kunci sukses yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membina keberagaman dan pluralisme.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya mengajak segenap umat muslim Indonesia bersama-sama meneladani Rasul SAW dalam merawat kebinekaan.

“Malam ini kita berkumpul mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, sosok manusia pilihan pelita yang menerangi alam semesta, teladan mulia bagi semua manusia,” ujarnya.

Baca Juga: Pemasangan Chatra Sempurnakan Keagungan Candi Borobudur

Menag menjelaskan, bagaimana Nabi Muhammad SAW mampu menciptakan kebinekaan terhadap semua kalangan, yaitu menciptakan stabilitas dengan ikatan perjanjian dengan kaum Yahudi (Bani Nadhir, Bani Quraizhah, serta Bani Qaynuqa), dan bangsa Arab yang belum menganut agama Islam kemudian dituangkan dalam sebuah Piagam Madinah.

“Piagam Madinah menjadikan sebuah pedoman masyarakat Madinah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, demokrasi dan nilai toleransi,” terangnya.

Dikatakannya, Nabi Muhammad SAW memiliki strategi mengelola kebinekaan dalam bermasyarakat sejak 15 abad lalu. Salah satu contohnya adalah ketika Kota Madinah menjadi sentra aktivitas ekonomi masyarakat Arab, sehingga multikulturalisme masyarakat Arab di Madinah merupakan realitas sosial.

Di mana Nabi Muhammad SAW berhasil mengurangi fanatisme kesukuan dengan menguatkan komitmen ukhuwwah Islamiyah dan ukhuwwah basyariyah. Dalam konteks ke-Indonesiaan-an, Menag menyebut ukhuwwah wathaniyah (persaudaraan sebagai warga negara).

“Ukhuwwah wathaniyah sebagai perekat yang mempersatukan penganut antaragama, suku, dan bahasa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menjadi inspirasi dalam bidang keadilan sosial di sektor ekonomi. Beliau menunjukkan bahwa membangun tatanan sosial yang kokoh di tengah masyarakat yang beragam tidak hanya bergantung pada struktur sosial, tetapi juga pada kemuliaan akhlak.

“Rasulullah senantiasa bersikap ramah, santun, peduli, dan berkata lemah lembut kepada siapa pun tanpa melihat perbedaan agama maupun suku,” papar Menag.

Menag menyebut, akhlak Rasulullah SAW menjadi energi dan spirit dalam meneguhkan laju pembangunan masyarakat Madinah di semua lini kehidupan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Rasulullah SAW tidak hanya membela umat Islam, melainkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Baca Juga: Kemenag Apresiasi MAN ICP Sabet Emas KSM dan MYRES Tingkat Nasional

Melihat Indonesia saat ini, Menag mengatakan, menemukan kesamaan dengan Madinah pada masa Nabi Muhammad SAW, yakni sama-sama dihuni oleh masyarakat yang plural dengan keberagaman agama, suku dan golongan.

“Sudah sepatutnya kita semua meneladani beliau dalam membangun kebangsaan dan kebinekaan dalam suatu negara, sehingga tercipta Indonesia yang harmonis menuju bangsa yang hebat,” ajaknya.

Acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini juga diramaikan dengan berbagai kegiatan, termasuk Festival SATF "A Journey Into The Prophet Of Muhammad SAW," yang menampilkan tokoh sastra Indonesia terkenal, KH Zawawi Imron, dan pendakwah Habib Husein Ja'far Al Hadar.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen berharga untuk merenungkan pesan-pesan besar tentang pluralisme, persaudaraan, dan kemuliaan akhlak yang beliau wariskan kepada kita semua.

204