Home Gaya Hidup Nyai-Ning di Jabar Kagumi Pola Asuh yang Diterapkan Atikoh pada Alam

Nyai-Ning di Jabar Kagumi Pola Asuh yang Diterapkan Atikoh pada Alam

Bandung, Gatra.com – Sejumlah nyai dan ning di Jawa Barat (Jabar) mengagumi pola asuh yang diterapkan Siti Atikoh Supriyanti kepada anak semata wayangnya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar.

Para nyai dan ning tersebut menilai pola pengasuhan yang diterapkan istri dari Ganjar Pranowo ini berhasil mendidik Alam menjaga akhlaknya. Salah satu ning yang menyampaikan kekaguman terhadap Atikoh, yakni Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaus Solihin, Ciamis, Nyai Kun Habibah.

“Kemarin itu saya lihat videonya, Ibu melarang sopir membuka pintu untuk anaknya. Itu inspiratif sekali. Patut dicontoh bagi kami para gus, nyai,” ucap Nyai Habibah.

Para nyai lainnya dalam keterangan pada Jumat (6/10), menyampaikan hal senada. Mereka menilai, pola asuh Atikoh terhadap Alam dinilai tak biasa. Apalagi bagi keluarga yang menjadi tokoh publik di mana kemewahan bisa dengan mudah didapat.

“Bisa disampaikan Bu Nyai Atikoh, tips dan triknya. Khususnya bagi kami para nyai dan ning agar anak kami bisa menjadi seperti Mas Alam yang tumbuh dengan baik,” kata Nyai Habibah diamini para nyai lainnya.

Nyai Ela Kholilah dari PP Al Falah 2, Cicalengka, Bandung, mengatakan, Atikoh tidak silap pada jabatan dan menunjukan kepatutan sebagai sosok yang sederhana serta apa adanya.

“Tadi banyak ibu nyai yang mengagumi putranya, ingin tahu bagaimana cara mendidik sehingga menjadi seperti yang hari ini kita lihat, pintar, dan akhlaknya sangat dijaga,” kata dia.

Dalam pertemuan tersebut, Siti Atikoh menjelaskan soal larangan dibukakan pintu dan dibawakan barang pribadi adalah agar Alam lebih menghormati orangtua. Atikoh mengaku tak nyaman jika Alam harus diperlakukan istimewa oleh orang yang lebih tua.

“Jadi biar dia menghormati dan saya minta agar para driver itu ya memperlakukan Alam seperti anak sendiri,” ujar Atikoh.

Selain itu, para nyai juga menyampaikan kekaguman terhadap sosok Atikoh dan Ganjar yang begitu dekat dengan masyarakat. Nyai Neneng Nur Laila, pengasuh PP Cipasung, Tasikmalaya, mengatakan, Atikoh sangat baik dan punya visi misi ke depan dan cocok menjadi ibu negara.

Menurutnya, Atikoh menjadi teladan bagi semua ibu-ibu dan bapak-bapak dari berbagai kalangan. Sosoknya sangat gembira dan kesederhanannya sangat menyentuh.

“Saya sebagai perempuan terasanya terutama di kalangan pesantren, beliau lebih baik daripada kami,” kata Nyai Neneng Nur Laila.

Dalam pertemuan tersebut, para nyai dan ning juga berdiskusi soal isu pendidikan. Sebab, para nyai dan ning melihat kepemimpinan Ganjar yang sangat peduli terhadap pendidikan. Mereka berharap ke depan pesantren dan sekolah-sekolah keagamaan lebih diperhatikan lagi.

Selain Nyai Neneng, Nyai Kun Habibah dan Nyai Ela, hadir pula Nyai Lilik Taqiudin dari PP Al Basriyan Parung-Bogor. Nyai Imas Hamidah dari PP Miftakhul Khoirot-Karawang, Nyai Vivi Maria dari PP Al-Fauziah-Cimahi, Nyai Ning Madina Ruhiyat dari PP Cipasung, Nyai Anitasari dari Muslimat-Bogor.

Kemudian Nyai Siti Bani Nurjanah dari PP Al Mujahidin-Tasikmalaya, Nyai Vera Amelia dari PP Idharul Huda-Tasikmalaya, Nyai Ning Asjiah diwakili dari PP Salafiyah as Salam-Tasikmalaya, Nyai Kholiliyah Amaliyah dari PP Riyadatul Jannah, Cikarang Utara-Bekasi dan masih banyak lagi.

65