Home Gaya Hidup Salat Istisqa Minta Hujan Berkah Bukan Bencana

Salat Istisqa Minta Hujan Berkah Bukan Bencana

Karanganyar, Gatra.com - Ratusan umat Islam menunaikan salat Istisqa di lapangan stadion RM Said Karanganyar, Jateng Selasa (10/10). Para jemaah berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan yang berkah, bukan musibah. Hujan yang didamba turunnya untuk mengatasi beragam persoalan mulai pertanian sampai kebakaran hutan.

Para jemaah menunaikan salat Istisqa dua rekaat pada pukul 08.30 WIB. Mereka berbondong bondong datang ke lapangan lalu mengisi barisan salat jemaah putra dan putri. Barisan saf paling depan diisi para pejabat daerah, pegawai BUMD dan ASN. Kemudian diikuti masyarakat dan pelajar. Terlihat Wakil Bupati Karanganyar mengisi barisan terdepan, tepat di belakang imam KH Syihabuddin.

Usai salat, Ustaz Syihabuddin memimpin doa dan berminajat kepada sang pencipta. Derai air mata terlihat di wajah-wajah para jemaah selama doa dipanjatkan.

"Manakala fenomena alam tidak wajar seperti ini. Kemarau panjang, panas menyengat, maka di atas penyelesaian logis ada Allah. Kita salat minta hujan. Hujan yang berkahndan bukan musibah. Hujan yang diturunkan ke ladang, lembah dan pekarangan serta pegunungan,"kata Shihabuddin.

Ketua DMI Karanganyar Kyai Abdul Mu'id mengatakan salat istisqa dilaksanakan umat muslim untuk memanjatkan doa agar wilayah Kabupaten Karanganyar segera diguyur hujan. Selama hampir enam bulan lamanya tidak turun hujan. Bahkan mulai mengalami lahan-lahan pertanian kekeringan, beberapa wilayah kekurangan air bersih hingga kasus kebakaran lahan dan hutan meningkat.

Salah satunya kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Lawu yang hingga kini masih belum padam. Berbagai upaya telah dilakukan baik melalui pemadaman konvensional sampai menggunakan metode water bombing, namun belum juga padam. "Sebagai umat manusia upaya lain dilakukan dengan berdoa kepada Allah. Untuk umat muslim dengan salat istisqa itu," kata dia.

Wabup Rober Christanto berharap salat istisqa bisa dilaksanakan umat muslim di kecamatan hingga ke desa-desa. Dampak kemarau panjang ini menjadi bahan perenungan umat manusia. Dia mengatakan musim kemarau tahun ini paling panjang sehingga menyebabkan kekeringan dan suhu panas cukup tinggi. Alhasil, banyak mata air tidak mengalir lagi.

“Kemarau tahun ini cukup mengkhawatirkan, suhu panas, mata air tidak keluar. Kami membutuhkan jalan keluar untuk meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,” katanya.

Kekeringan ini tidak hanya menimpa lahan pertanian saja, namun juga sudah merambah ke kebutuhan air rumah tangga. Untuk itu digelarnya salat istisqa diharapkan segera turun hujan di wilayah Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya. Apalagi bencana kebakaran hutan dan lahan Gunung Lawu saat ini belum padam.

174