Home Info Pendidikan Disbud Kota Yogyakarta Kembali Gelar Festival Sastra Bertema 'Sila'

Disbud Kota Yogyakarta Kembali Gelar Festival Sastra Bertema 'Sila'

Yogyakarta, Gatra.com - Festival Sastra Yogyakarta (FSY) kembali digelar tahun ini di kawasan Kotabaru, bertepatan dengan Bulan Bahasa di Oktober ini. Agenda ini merupakan lanjutan gelaran FSY pertama kali 2022 dan tahun ini dipilih tema ‘Sila'.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti, Jumat, (20/10), di ruang kerjanya menjelaskan, Yogyakarta sebagai kota yang dalam sejarahnya berulang kali mengalami berbagai peristiwa sastra, dianggap sebagai salah satu kiblat sastra di Indonesia.

Pada 2022, Festival Sastra Yogyakarta dengan tema "Mulih" berhasil menghadirkan kembali berbagai perayaan sastra pascapandemi, sekaligus memulangkan kembali semangat dan geliat sastra di Yogyakarta sebagai rumah sastra di Indonesia.

FSY 2023 melanjutkan festival pada tahun sebelumnya, yakni sebagai ruang pertemuan antar warga sastra di Kota Yogyakarta. Sastrawan, pengarang, penulis, penikmat, media, warga, penjaja buku sastra, ilustrator sastra, situs dan artefak sastra. Mereka adalah ekosistem yang kembali disasar untuk berkolaborasi dalam festival ini.

“Tema Sila merupakan kesinambungan tema Mulih pada tahun sebelumnya. Sila mempunyai beragam pemaknaan. Dalam FSY 2023 Sila dimaknai sebagai duduk bersila, kontemplatif, mendengar dan melihat kedalaman, dengan harapan setelah MULIH, FSY 2023 mampu membaca ke dalam diri, untuk kemudian merefleksikan ke dalam bentuk-bentuk program dalam merayakan pertemuan sastra di Yogyakarta,” kata Yetti.

Salah satu gebrakan yang dilakukan FSY 2023 adalah ‘menghidupkan kembali’ sayembara puisi yang pernah marak di Kota Yogyakarta. Sayembara Puisi Nasional merupakan program baru di FSY yang ternyata di luar dugaan dibanjiri oleh peserta.

Data yang dihimpun dari akun Instagram resmi, @festivalsastrayk, menunjukkan terdapat lebih dari 3700 karya puisi dari 1236 partisipan yang mendaftarkan karyanya.

“Hal itu menunjukkan animo dan antusiasme yang besar dari masyarakat pecinta sastra di seluruh Indonesia, dari berbagai generasi dan ini di luar ekspektasi kami mendapat jumlah peserta sebanyak itu," ungkap Yetti.

Joko Pinurbo, Ramayda Akmal, dan Ni Made Purnamasari yang ditunjuk sebagai dewan juri juga mengatakan bahwa jumlah peserta SPN itu termasuk sangat tinggi untuk kompetisi puisi di Indonesia. Pengumuman pemenang SPN akan digelar pada malam puncak penutupan FSY tanggal 28 Oktober 2023 di kawasan Kotabaru.

Paksi Raras Alit sebagai ketua tim kreatif yang menggarap FSY mengatakan pada tahun kedua ini, FSY semakin berkembang bentuknya dari segi jumlah program, mitra kolaborasi, dan keterlibatan masyarakat.

Dalam penyelenggaraan FSY tahun ini, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta berkolaborasi dengan Balai Bahasa Yogyakarta. Untuk itu sebagian besar venue terpusat di Balai Bahasa Yogyakarta di Kotabaru. Selain itu, FSY bekerjasama dengan sekolah-sekolah di kawasan Kotabaru yakni SMA 3, SMP, 5, Stella Duce I, dan kampus UKDW untuk menggelar program Radio Sastra. Radio Sonora dan kafe-kafe di Kotabaru juga menjadi tempat pagelaran program FSY 2023.

“Kotabaru ini kawasan yang sangat menarik, dan bisa dibaca sekaligus dimaknai dari berbagai macam lensa. Dari sudut pandang literasi, di Kotabaru bertebaran perpustakaan, toko buku, institusi bahasa, sekolah, kampus, dan aneka situs literasi lain. Itu menjadi salah satu alasan mengapa FSY sangat cocok digelar di Kotabaru," kata Alit.

Selain mengekspos Kotabaru dari segala sisinya, FSY 2023 juga melibatkan beberapa mitra untuk berkolaborasi. Di antaranya, Palmerah YUK! dari Kompas Gramedia, FIB UGM dengan keterlibatan dosen, mahasiswa, dan alumninya. FSY 2023 juga menginisiasi Jaring Festival Sastra Nusantara yang merupakan wadah kolaborasi antar sesama penyelenggara festival sastra/literasi se-Indonesia.

Forum ini beranggotakan 13 festival sastra/literasi dari Sumatera sampai ke Nusa Tenggara Timur. Salah satu agenda program yang melibatkan JFSN adalah webinar yang akan mengangkat isu penyelenggaraan festival dan kehidupan literasi di Nusantara.

FSY tahun ini juga meneruskan program yang dilaksanakan sejak tahun pertama seperti program Sastra Liyan yang tahun ini “liyan” diterjemahkan sebagai sastra-sastra daerah dari seluruh Indonesia yang ada di Yogyakarta untuk dipresentasikan di FSY.

Program Sastrastri yang menjadi ruang presentasi dan aktualisasi sastrawan perempuan menjadi pemuncak rangkaian acara FSY 2023. Para tokoh sastra, akademisi, mahasiswa, warga kampung, seniman, dan budayawan, akan terlibat dalam FSY 2023. Para penampil seperti Wisnu Nugroho, Iksan Skuter, dan Panji Sakti akan menyemarakkan gelaran festival ini.

Dengan program-program yang semakin berkembang dan keterlibatan warga Yogyakarta yang semakin banyak, festival ini diharapkan menjadi ruang temu masyarakat sastra dan ruang persemaian literasi, bahasa, dan sastra bagi seluruh warga masyarakat baik di kota Yogyakarta maupun di Indonesia. (ADV)

57