Jakarta, Gatra.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan di tengah ketidakpastian ekonomi global, sektor keuangan khususnya perbankan di Indonesia masih tetap terjaga. Hal tersebut tercermin dari permodalan yang tebal,lLikuiditas dan risiko kredit yang memadai.

Menurut Juda, secara domestik, ekonomi Indonesia berada di jalan yang benar. Hal ini terlihat dari fundamental ekonomi, fundamental sistem keuangan RI yang masih terjaga.

“Secara domestik sebenernya we are on the right track, fundamental ekonomi, sistem keuangan baik-baik saja, tapi global memang sedang tidak menentu,” jelasnya dalam acara peluncuran buku KSK No.41, Senin (23/10).

Menurut Juda, dengan dinamika yang terjadi tersebut, Indonesia memiliki tantangan bagaimana menjaga stabilitas makro dan stabilitas sistem keuangan. Serta dengan tetap mendorong dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang saat ini sedang gerjadi pasca pandemi Covid-19 lalu.

Juda menilai, tantangan untuk menjaga stabilitas ekonomi saat ini cukup besar, karena harga komoditas yang menjadi andalam ekspor RI saat ini sedang mengalami kelemahan, seperti batu bara dan sawit.

“Harga komoditas yang menjadi andalan ekspor kita ini sedang mengalami pelemahan kecuali yang minyak tadi. Tapi beberapa komoditas seperti batu bara dan sawit dan lain sebagainya mengalami pelemahan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Juda menjelaskan dalam konteks ini sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dapat didorong melalui dukungan pembiayaan perbankan. Kredit perbankan pada September 2023 tercatat tumbuh 8,9% secara tahunan (yoy) dan 6,44% secara year to date (ytd).

“Target kita 9 sampai 11 artinya masih ada sisa, 2,6 yang harus kita kejar supaya biasa 9. Itu paling minimal, tiga bulan ini inshaallah kita terus kejar, perbankan kita harapkan terus mendorong pertumbuhan kredit dalam triwulan keempat sehingga target 9 sampai 11 bisa kita capai,” pungkasnya.