Home Ekonomi Ekspor dan Import Provinsi NTT Alami Kenaikan Pada September 2023

Ekspor dan Import Provinsi NTT Alami Kenaikan Pada September 2023

Kupang, Gatra.com - Pada bulan September 2023, baik ekspor maupun import  propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kenaikan dibandingkan Agustus 2023. Peningkatan ekspor disumbangkan sektor migas sebesar US$ 108.005, naik 39,85 persen dari US$ 77.229 pada Agustus 2023.

“Sedangkan ekspor nonmigas September 2023 mengalami penurunan 0,29 Persen dari US$ 4.675.663 pada Agustus 2023 menjadi US$ 4.662.161 di September 2023,” kata Statistisi Madya BPS Provinsi NTT, Demarce Sabuna ( 1/11)

Pada bulan September 2023 jelas Demarce, komoditas ekspor Provinsi NTT baik dari sektor migas maupun sektor nonmigas yang dimuat melalui pelabuhan muat dikirim ke negara tujuan Timor Leste (99,5 Persen), Singapura (0,41 Persen), dan Australia (0,09 Persen).

"Sedangkan untuk nilai Impor NTT pada September 2023 sebesar US$ 3.938.013 naik 358,23 persen dibandingkan Agustus 2023. Pada Bulan 2023, NTT hanya melakukan impor dari sektor non migas ,” jelas Demarce.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu tambah Demarce nilai impor Januari-September 2023 mengalami peningkatan US$ 42.699.404 (naik 2.838,18 Persen). “ Peningkatan nilai impor secara kumulatif ini, terbesar disumbangkan oleh impor pada bulan Mei 2023,” katanya.

Dia menyebutkan pada September impor nonmigas NTT dilakukan dari Timor Leste, berupa Kopi Arabica dan Robusta sebesar US$ 283.719, Kopra sebesar US$ 51.378, komoditas biji-bijian berminyak lainnya sebesar US$ 35.796, dan dari Vietnam berupa Beras senilai US$ 3.546.400 dengan berat 6.200 ton.

“Secara kumulatif Januari–September 2023, impor dari 10 negara utama naik US$ 39,1 Juta atau naik sebesar 2.598,89 Persen, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Demarce.

Dia menambahkan dilihat dari peranannya terhadap total impor nonmigas Januari–September 2023 kontribusi tertinggi didominasi oleh negara Thailand senilai US$ 15,22 juta (sebesar 37,46 persen), Vietnam senilai US$ 18,12 juta (sebesar 44,6 persen), selanjutnya Timor Leste sebesar 5,63 persen.

131