Home Hiburan Kawasan Wisata Terpadu Parapuar Bakal jadi Landmark Budaya Floratama

Kawasan Wisata Terpadu Parapuar Bakal jadi Landmark Budaya Floratama

Jakarta, Gatra.com – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) sedang mengembangkan kasawan pariwisata terpadu Papuar di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Utama (Dirut) BPOLBF, Shana Fatina, mengatakan, Papuar yang akan menjadi landmark budaya Floratama terdiri dari dua kata dari bahasa Manggarai, yakni Para yang berarti pintu atau gerbang dan Puar yakni hutan.

Ia menjelaskan, nama Papuar dipilih karena kawasan wisata yang akan dibangun tersebut mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan akan tetap mempertahankan keaslian kawasan yang merupakan hutan produksi, yani Hutan Nggorang Bowosie.

Kawasan wisata terpadu Papuar, kata Shana dalam keterangan pers diterima pada Sabtu (4/11), diapit dua desa, yakni Golo Bilas dan Gorontalo serta Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

Ada empat zona yang akan dibangun di atas lahan 400 hektare (ha) kawasan Parapuar tersebut, di antaranya Zona Budaya (Cultural District). Zona ini akan dibangun di atas lahan 2,69 ha dari total 114, 73 ha.

“Zona ini terdiri dari Pusat Budaya (Cultural Center) seperti Hikayat Komodo, Cultural Perfomance Park, Museum, Agriculture Tourism, Culture Gallery, Ring of Fire Flores View, dan Pray Hill serta atraksi penunjang lainnya yang ikut mendukung pariwisata dan menonjolkan budaya NTT,” ujarnya.

Menurutnya, Zona Budaya tersebut merupakan showcase kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama) serta mengangkat keunikan dan keragaman budaya setempat sebagai daya tarik wisata.

“Pengunjung dapat mempelajari dan menikmati kebudayaan dan kehidupan alam Flores, selain menikmati ketenangan dan keindahan alam Labuan Bajo yang berkontur hutan dan perbukitan,” katanya.

Lebih lanjut Shana menyampaikan, pembangunan kawasan Parapuar merupakan langkah pemerintah untuk untuk menambah jumlah destinasi dan atraksi wisata baru yang ada di Labuan Bajo. Destinasi ini diharapkan dapat menambah lama tinggal dan kunjungan wisatawan di Labuan Bajo.

“Saat ini destinasi wisata baru terus bertambah di Labuan Bajo. Kehadiran Parapuar akan menambah daftar tersebut,” ujarnya.

Bukan hanya destinasinya, kata Shana, tetapi juga dilengkapi dengan atraksi yang bisa menambah alternatif wisata yang ada di darat. Letak Parapuar yang sangat strategis di tengah Kota Labuan Bajo ini juga tentunya akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas dan membuka pasar baru bagi produk-produk lokal Floratama.

Ia menyampaikan, Labuan Bajo sejak lama telah dikenal dengan keberadaan Taman Nasional Komodo. Di sana terdapat satwa endemik komodo (Varanus Komodoensis) yang menjadi daya tarik utamanya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menambah destinasi dan atraksi wisata yang ada di Labuan Bajo.

Selain di Taman Nasional Komodo, wisatawan nantinya tidak hanya berkunjung ke laut dan pulau, tetapi juga menghabiskan waktu di dalam Kota Labuan Bajo dan berbelanja oleh-oleh khas lokal.

Salah satu hal yang akan akan menjadi unggulan Zona Budaya ini, adalah pengembangan kawasan tersebut akan menjadi miniatur budaya Floratama dan dilengkapi dengan berbagai narasi budaya terkait sejarah Manggarai, Flores, Alor, Lembata, dan Bima, serta Komodo yang berkembang menjadi cerita rakyat.

Selain itu, kata dia, pengembangan kawasan yang diarahkan menjadi showcase budaya Floratama ini akan banyak menyajikan pertunjukan budaya, baik dari segi tari-tarian, musik, nyanyian, struktur bangunan, kuliner, hingga permainan tradisional.

Dengan semua fasilitas dan daya tarik tersebut, Zona Budaya Parapuar akan ditawarkan dalam berbagai paket wisata sehingga para pengunjung bisa mendapatkan pengalaman jelajah budaya Floratama.

“Di Parapuar nanti kami akan integrasikan perjalanan wisata bagi para pengunjung, salah satunya dengan mengembangkan paket wisata ke desa wisata yang ada di wilayah penyangga Parapuar,” ujarnya.

BPOLBF pun tengah mempersiapkan masyarakat di desa-desa penyangga Parapuar agar bisa terlibat dalam mengembangkan kawasan wisata di sekitar kawasan tersebut melalui berbagai program pelatihan agar dapat meningkatkan keahlian parekraf masyarakat setempat.

Untuk memperkenalkan kawasan Papuar, kata Shana, pihaknya akan segera melaksanakan soft launching berupa mini event Picnic Over The Hill (POTH) di Zona 1 Parapuar. Mini event ini akan diselenggaralan selama 2 hari, yakni pada Sabtu–Minggu (11–?12/11).

Picnic Over The Hill bakal dihelat di area yang telah dibangun dan layak pakai di zona yang juga menjadi titik 0 view point Parapuar. Mini event POTH ini ditargetkan mendatangkan seribu pengunjung. Mereka akan menikmati pemandangan Kota Labuan Bajo dari sore (sunset) hingga malam (stargazing).

Saat ini, kata Shana, pengembangan kawasan telah dilakukan dengan membangun infrastruktur dasar, yaitu jalan aspal sepanjang 1,5 km. Adapun pembangunan kawasan pada setiap zona, rencananya akan dimulai pada 2024, dimulai dari pembangunan infrastruktur dasar seperti air, listrik, dan jaringan komunikasi.

46