Home Ekonomi Pertumbuhan Permintaan Minyak Diprediksi Mencapai Puncak pada Awal 2030-an

Pertumbuhan Permintaan Minyak Diprediksi Mencapai Puncak pada Awal 2030-an

Jakarta, gatra.com - Founder & Chairman Facts Global Energy (FGE) Dr. Fereidun Fesharaki menyampaikan pandangan dan wawasan tentang dinamika pasar minyak, LNG, dan gas internasional saat ini, serta perkembangan yang tengah berlangsung di tengah tantangan ekonomi dan geopolitik. Ia menyatakan bahwa dasar-dasar industri minyak dan gas tetap kuat.

Menurutnya, pertumbuhan permintaan diperkirakan akan terus berlanjut, dengan permintaan minyak mencapai puncaknya pada awal tahun 2030-an dan permintaan gas meningkat hingga pertengahan tahun 2040-an. Bahkan ia menyatakan bahwa penurunan lambat akan terjadi setelah minyak dan gas mencapai puncaknya.

“Dalam jangka pendek, pasar minyak dan LNG menjadi lebih ketat setelah diberlakukan sanksi terhadap Rusia dan terjadi pemangkasan produksi minyak dari negara-negara OPEC,” ujar Fereidun dalam keterangannya kepada Gatra.com, Jumat (4/11).

Pemerintah dan pemain industri, jelas Fereidun perlu memantau ketidakpastian yang meningkat di pasar minyak dan LNG serta mengelola kebijakan pengembangan dan pemanfaatan energi mereka dengan hati-hati.

Permintaan LNG yang meningkat terjadi di tengah kurangnya pasokan baru yang diperkirakan akan membuat pengetatan pada pasar dan menimbulkan harga tinggi hingga proyek LNG internasional yang baru mulai beroperasi antara tahun 2025-2028.

Dengan penambahan kapasitas produksi LNG sebanyak 200 juta ton per tahun, atau peningkatan sebesar 50 persen, maka harga LNG diperkirakan akan melemah pada tahun 2026. Sementara pasokan baru dibutuhkan pada awal 2030-an setelah ketersediaan di pasar berkurang pada awal tahun 2030-an.

Dalam jangka panjang, lanjut Fereidun, harga LNG diperkirakan berkisar antara US$8-9 per mmbtu yang dikirim ke Asia. Untuk itu, dalam mencapai target yang ditetapkan maka proyek-proyek gas dan LNG baru perlu bersaing dengan harga tersebut.

Fereidun menyebut bahwa kendati arah dunia bergerak menuju energi hijau, namun percepatan transisi masih menjadi pertanyaan. LNG dan gas akan terus memainkan peran sentral dalam transisi energi.

“Pasokan LNG baru mulai tahun 2025 akan memberikan peluang bagi Indonesia dan pembeli lainnya dari Asia dan Eropa untuk mendapatkan manfaat dari LNG yang lebih terjangkau guna mendorong perkembangan ekonomi dan pertumbuhan," paparnya.

101