Home Ekonomi Inovasi Lapangan NPU Pertamina Hulu Mahakam, Sumur Unik dengan Gathering Terminal Satelite

Inovasi Lapangan NPU Pertamina Hulu Mahakam, Sumur Unik dengan Gathering Terminal Satelite

Kutai Kartanegara, Gatra.com- PT Pertamina Hulu Energi melalui PT Pertamina Hulu Mahakam terus melakukan inovasi guna menjaga keberlangsungan penyediaan energi untuk Indonesia. Kali ini melalui lapangan North Processing Unit (NPU) yang beroperasi sejak tahun 1998 yang berada di area rawa /swamp dan didesain awal sebagai lapangan pengolah gas.

"Lapangan NPU mengolah gas yang keluar dari sumur-sumur yang ada di area NPU, juga mengelola kiriman gas dari area Tunu dan lapangan Sisi Nubi", ujar  Field Manager NPU, Andi Suhendra di NPU Site, Rabu (8/11).

Selain itu, keunikan beroperasi di area swamp, NPU juga memiliki Gathering Terminal Satelite (GTS) yang berfungsi untuk menjadi pengumpul gas dari sumur-sumur yang tersebar untuk selanjutnya dikirimkan lebih lanjut ke proses selanjutnya.

Baca juga: Produksi Minyak dan Gas di Q3 2023 Meningkat, Ini Upaya Dilakukan PHM

Di NPU inilah dilakukan pemisahan antara gas dan minyak. Untuk gas akan dialirkan ke Bontang untuk diproses lebih lanjut oleh Badak NGL dengan jarak kurang lebih 40KM, dan minyak dialirkan menuju Senipah untuk diproses lebih lanjut.

"Dalam perjalanannya sumur - sumur yang dioperasikan di lapangan NPU turut menghasilkan minyak, hal ini menjadi tantangan karena keseluruhan disain awal hanya untuk gas, dan bila tidak dilakukan improvement akan menyebabkan emulsi minyak dan menyebabkan permasalahan", tambah Andi.

Saat ini produksi minyak dari Lapangan NPU mencapai 4.000 Barel Minyak Per Hari (BOPD) dan gas mencapai 60 Juta Kaki Kubik Gas Per Hari (MMSCFD).

Maka dari itu, lanjut Andi, tim NPU melakukan inovasi yang bertujuan untuk dapat menghilangkan emulsi yang dihasilkan dari produksi minyak sehingga minyak dan air dapat berpisah yaitu dengan metoda Capability for Unlocking Emulsion Oil (Capucino). "Prinsip sederhananya adalah bila terjadi emulsi maka harus diberikan demulsifier," jelasnya.

​​​​​​Baca juga: Dukung Pengembangan EBT, PHM Manfaatkan Sampah Jadi Gas Methane Bagi 1.500 Warga

Dari inovasi tersebut, lanjut Andi, di NPU berhasil memisahkan emulsi dalam liquid yang semula dikisaran 30-80% berhasil turun hingga tersisa 5% dan berhasil meng-unlock potensi produksi senilai Rp1,5 Trilliun.

"Dalam beroperasi, kami senantiasa mendorong terus inovasi untuk dapat menemukan terobosan positif yang dapat mendukung ketersediaan minyak dan gas bumi. Kami senantiasa berkomitmen untuk bisa menyediakan energi dari Kalimantan untuk Indonesia," jelas Andi.

NPU Site Engineer, Wielianto Yudha menambahkan bahwa metoda Capucino merupakan inovasi yang paling kecil biayanya dibandingkan metoda lainnya, yakni mencapai Rp5 miliar. Dengan waktu yang average selama 7 bulan namun memberikan produksi tinggi.

"Capucino merupakan inisiatif dari pekerja NPU. Melakukan perubahan design Disposal Tube untuk mencegah carried over minyak ke laut dan menjaga kualitas air buangan sesuai spesifikasi," pubgkas Wielianto.

232