Home Internasional KTT Arab-Islam: MBS sebut Israel Bertanggung Jawab atas Kejahatan Warga Sipil di Gaza

KTT Arab-Islam: MBS sebut Israel Bertanggung Jawab atas Kejahatan Warga Sipil di Gaza

Riyadh, Gatra.com - Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) menegaskan kembali seruan Kerajaan Saudi untuk melakukan gencatan senjata di Gaza, dan menganggap Israel bertanggung jawab atas “kejahatan” terhadap warga sipil di wilayah yang terkepung tersebut.

“Kita berada di hadapan bencana kemanusiaan yang [menunjukkan] kegagalan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional,” kata Putra Mahkota pada hari Sabtu, saat pidato pembukaannya pada KTT gabungan Islam-Arab yang luar biasa, dikutip Al-arabiya, Sabtu (11/1) .

Dia juga menyerukan “penghentian segera” operasi militer di Gaza dan pembukaan jalur kemanusiaan.

Dia menambahkan bahwa “otoritas pendudukan Israel” memikul tanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

“Pelanggaran mencolok yang dilakukan Israel terhadap hukum internasional harus dihentikan,” kata MBS, seraya menegaskan kembali kecaman Kerajaan Arab Saudi atas “perang brutal” yang telah merenggut nyawa ribuan warga sipil.

Putra Mahkota juga menyerukan upaya terpadu untuk mengakhiri pengepungan di wilayah tersebut.

“Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri pengepungan di Gaza dan memberikan bantuan,” katanya, seraya menambahkan bahwa “satu-satunya solusi” untuk mencapai stabilitas di wilayah tersebut adalah melalui “mengakhiri kebijakan pendudukan dan pemukiman.”

“Rakyat Palestina harus diberikan hak sah mereka [termasuk] mendirikan negara merdeka” tegasnya.

Para pemimpin GCC dan dunia Arab dan Muslim berkumpul di Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan krisis mengenai meningkatnya konflik Israel-Gaza.

Pertemuan darurat itu terjadi setelah serangan berdarah militan Hamas pada 7 Oktober yang menurut para pejabat Israel menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 239 orang disandera.

Serangan udara dan darat Israel selanjutnya telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, sebagian besar warga sipil dan banyak dari mereka anak-anak, seperti disebutkan kementerian kesehatan Palestina.

89