Home Ekonomi Salbiawati Ubah Sampah jadi Kostum hingga Mebel Keren Bernilai Ekonomi

Salbiawati Ubah Sampah jadi Kostum hingga Mebel Keren Bernilai Ekonomi

Jakarta, Gatra.com – Salbiawati Salim berhasil menjadikan sejumah sampah anorganik seperti botol plastik, kaleng, dan sedotan menjadi berbagai barang atau produk kreasi bernilai ekonomis.

Salbiawati dalam keterangan pers, Kamis (15/11), mengatakan, mendaur ulang sampah anorganik menjadi berbagai produk kreasi, seperti hiasan bunga, tas, kostum hingga beragam furniture keren.

Perempuan yang menjadi nasabah Mekaar binaan PNM Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak tahun 2019 tersebut menyampaikan awal keterlibatannya menggeluti berbagai kerajinan berhanan sampah anorganik.

Ia mengungkapkan, melihat potensi usaha kerajinan dengan omset yang menjanjikan. Apalagi untuk mendapatkan bahan baku barang bekas tidaklah sulit bagi perempuan yang berdomisili di Gunung Lantimojong ini.

Terlebih, Salbia dia karib disapa, juga aktif menjadi pengelola bank sampah di daerah tempat tinggalnya. Ia mendapatkan barang bekas dari anggota bank sampah yang dikelolanya.

“Modal yang saya dapat dari PNM untuk membeli bahan pelengkap untuk membuat kerajinan,” kata Salbia.

Adapun barang-barang atau produk dari hasil daur ulang, di antaranya kostum kerap dilirik masyarakat untuk memeriahkan momen hari besar seperti HUT Kota Makassar dan Hari Kemerdekaan RI.

Salbiawati Salim dan berbagai hasil produknya dari bahan daur ulang sampah anorganik. (GATRA/Ist)

Pemesannya pun tidak hanya datang dari Ujung Pandang namun kota lainnya berkat promosi dari mulut ke mulut yang dibantu oleh keluarga. Ia bersyukur karena keluarga besarnya sangat membantu usaha tersebut.

“Alhamdulillah keluarga besar sangat dukung usaha saya, mereka juga bantu promosi ke teman dan tetangga. Saya yakin ini berkat niat baik saya untuk jaga lingkungan juga,” ujarnya.

Omset produk daur ulang yang telah Salbia dapatkan beserta modal pembiayaan yang diberikan oleh PNM kini menambah daftar usaha yang Salbia jalankan. Selain membuat produk dari sampah, kini ia mulai menjajal usaha kue kering dan membuka warung sederhana di rumahnya.

“Usaha saya memang masih skala rumahan, tapi sekarang sudah ada dua orang yang bantu membuat kue dan dua orang reseller,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sekretariat Perusahaan (Sekper) PNM, L Dodot Patria, menyampaikan, Salbia merupakan salah satu bukti bahwa nasabah PNM Mekaar yang gigih tentu bisa sukses membuka peluang pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain.

PNM sebagai lembaga jasa keuangan non-bank, lanjut dia, berfokus pada pemberdayaan nasabah binaannya. Pemberdayaan diarahkan pada peningkatan kesejahteraan nasabah terutama pada pembangunan ekonomi yang menciptakan multiplier effect terhadap pembangunan sosial dan pembangunan lingkungan.

“Di PNM melalui program Mekaar pembiayaan kepada nasabah dilakukan bersamaan dengan pendampingan berkelanjutan,” ujarnya.

61