Home Internasional Houthi Peringatkan Kapal Israel jadi Target Sah untuk Dibajak

Houthi Peringatkan Kapal Israel jadi Target Sah untuk Dibajak

Hodeida, Gatra.com - Milisi Houthi memperingatkan bahwa semua kapal-kapal Israel yang melintas jalur laut merah di Timur Tengah adalah “target yang sah,” untuk diambil, pasca penyitaan kapal kargo terkait Israel karena sengaja membuka konflik baru dalam perang Gaza.

Penangkapan Galaxy Leader dan 25 awak internasionalnya pada hari Minggu terjadi beberapa hari setelah Houthi yang didukung Iran mengancam akan menargetkan kapal-kapal Israel, akibat perang Israel-Hamas.

Kelompok Houthi, yang menyatakan diri mereka sebagai bagian dari “poros perlawanan” sekutu dan proksi Iran, juga telah meluncurkan serangkaian drone dan rudal ke arah Israel.

“Kapal-kapal Israel adalah target yang sah bagi kami di mana pun... dan kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan,” Mayor Jenderal Ali Al-Moshki, seorang pejabat militer Houthi, mengatakan kepada stasiun TV Al-Massirah, milik kelompok tersebut, dikutip Arabnews, Senin (20/11).

Para analis mengatakan ancaman Houthi terhadap pelayaran di sekitar Selat Bab Al-Mandab, sebuah titik sempit di kaki Laut Merah yang penting secara komersial, kemungkinan akan meningkat.

Galaxy Leader milik Inggris yang berbendera Bahama dioperasikan oleh perusahaan Jepang, tetapi diktehui memiliki hubungan dengan pengusaha Israel Abraham “Rami” Ungar.

Kelompok Houthi mengatakan penangkapan tersebut merupakan pembalasan atas perang Israel melawan Hamas, yang dipicu oleh serangan militan Palestina pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut pejabat Israel.

Lebih dari 13.000 orang telah tewas dalam pemboman udara dan operasi darat Israel di Jalur Gaza, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

“Penyitaan kapal pada hari Minggu hanya permulaan,” kata juru bicara Houthi Mohammed Abdul-Salam pada hari Minggu dalam sebuah pernyataan yang diposting di X, sebelumnya Twitter. 

Ia menjanjikan serangan maritim lebih lanjut sampai Israel menghentikan serangannya di Gaza.

Pada hari Senin milisi merilis sebuah video yang dimaksudkan untuk menunjukkan penyitaan pada hari Minggu.

Rekaman itu menunjukkan orang-orang bertopeng dan bersenjata melompat ke kapal dari helikopter saat kapal masih bergerak, dan menodongkan senjata kepada awak kapal. Bendera Palestina dan Yaman dikibarkan di kapal.

AFP tidak dapat memverifikasi secara independen keaslian rekaman tersebut.

Baca Juga: Milisi Houthi Yaman Membajak Kapal Miliarder Israel di Laut Merah, 25 Awak Kapal Disandera

Menurut perusahaan keamanan maritim Ambrey, kapal tersebut berangkat dari Turkiye ke India dialihkan ke pelabuhan Salif di Yaman di provinsi Hodeida.

Ambrey mengatakan pemilik Galaxy Leader, yang mengangkut mobil dan kendaraan lainnya, terdaftar sebagai Ray Car Carriers Inggris, yang perusahaan induknya dimiliki oleh pengusaha Israel Ungar.

Militer Israel mengatakan penyitaan itu adalah insiden yang sangat serius dan berdampak global, sementara seorang pejabat militer AS menyebutnya “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.”

“Para kru dilaporkan “sedang diselidiki” oleh Houthi,” kata Ambrey. 

Mereka termasuk warga Ukraina, Bulgaria, Filipina, Meksiko, dan Rumania, menurut pejabat Israel dan Rumania.

Nippon Yusen, juga dikenal sebagai NYK Line Jepang, mengatakan pihaknya telah membentuk tim tugas untuk mengumpulkan informasi dan memastikan keselamatan kru.

Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengatakan Tokyo mendekati Houthi secara langsung, dan juga berkomunikasi dengan Israel.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan penangkapan tersebut sebagai serangan Iran terhadap kapal internasional. Sebuah tuduhan yang dibantah oleh Iran.

“Kami telah berulang kali mengumumkan bahwa kelompok perlawanan di kawasan mewakili negara mereka dan mengambil keputusan serta bertindak berdasarkan kepentingan negara mereka,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani.

Garis pantai Yaman menghadap Selat Bab Al-Mandab – jalur sempit antara Yaman dan Djibouti di kaki Laut Merah – yang merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, dan menyumbang seperlima konsumsi minyak global.

“Ancaman gangguan terhadap pelayaran di wilayah yang lebih luas kemungkinan akan meningkat,” kata Torbjorn Soltvedt dari firma intelijen risiko Verisk Maplecroft kepada AFP.
“Jika masalah keamanan memaksa perusahaan pelayaran menghindari Selat Bab Al-Mandab, akibatnya adalah biaya yang jauh lebih tinggi karena kurangnya rute alternatif,” katanya.

Mohammed Al-Basha, analis senior Timur Tengah untuk Navanti Group yang berbasis di AS mengatakan kegagalan peluncuran rudal dan drone Houthi untuk mencapai sasaran di Israel, mungkin telah mempengaruhi keputusan untuk kembali fokus pada arena Laut Merah.

74