Home Politik Masyarakat Imekko Papua Dukung Ganjar-Mahfud

Masyarakat Imekko Papua Dukung Ganjar-Mahfud

Jakarta, Gatra.com – Masyarakat  Inanwatan, Matemani, Kais, dan Kokoda (Imekko), Kota Sorong, Papua Barat Daya, mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagi capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Pemberian dukungan tersebut disampaikan oleh Kepala Suku Imekko Kota Sorong dan Sorong Raya, Ibrahim Wugaje?, kepada Ganjar saat mengunjungi kompleks Kokoda, KM 8, Kota Sorong pada awal pekan ini.

“Dengan kedatangan Bapak [Ganjar], maka saya mewakili masyarakat Imekko secara khusus masyarakat Kokoda siap mendukung Bapak untuk Pilpres 2024,” kata Ibrahim.

Ganjar menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Imekko yang telah mendukungnya dalam Pilpres 2024. Ia menyatakan siap memperjuangkan berbagai kebutuhan berbagai sektor darri masyarakat Papua.

Ia menjelaskan, sengaja hadir di Sorong untuk mendapatkan banyak masukan secara langsung dari masyarakat. “Kami hadir di sini untuk membuka telinga kami, mata kami termasuk telinga dan mata hati kami untuk melihat kondisi yang ada,” ujarnya.

Ganjar mengaku telah mendapatkan aspirasi terkait dengan rumah layak huni, pendidikan hingga keperluan lapangan pekerjaan, khususnya untuk masyarakat Papua.

Menurutnya, kebutuhan masyarakat itu akan dicarikan solusinya secara langsung dan cepat, tidak perlu menunggunya menjadi presiden. Ganjar akan mengomunikasikan kebutuhan masyarakat Sorong itu kepada sahabat-sahabatnya yang terkenal pada aksi sosial kemasyarakat.

“Kami tadi banyak mendapatkan masukan, tentu kami akan komunikasikan dengan jejaring yang ada,” katanya.

Ia mengungkapkan, beberapa persoalan yang dihadapi masyarakat, di antaranya soal rumah tidak layak huni, pendidikan, lulusan sekolah belum mendapat pekerjaan. “Ini butuh pelatihan, dan kedua ini problem sekolah. Beliau menyampaikan apakah Bapak bisa tolong, ya insyallah akan bantu,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengaku kagum dengan kerukunan beragama di Sorong. Umat Islam, Kristen, dan agama lainnya hidup berdampingan dalam bingkai keberagaman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Luar biasa yang ada di sini. Tentu ini sesuatu yang real, kita melihat sendiri, mendengarkan sendiri, merasakan sendiri dan saya kira inilah yang mesti mendapatkan prioritas pertama,” ungkapnya.

67