Home Ekonomi AMTI Minta Pemerintah Berikan Perlindungan pada Sektor SKT

AMTI Minta Pemerintah Berikan Perlindungan pada Sektor SKT

Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), I Ketut Budhyman Mudhara meminta pemerintah memberikan perlindungan pada sektor industri sigaret kretek tangan (SKT).

Menurutnya, SKT merupakan sektor industri padat karya yang menjadi tumpuan ladang kerja bagi ratusan ribu tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga menerapkan inklusivitas pekerja.

"Pertama, sektor ini banyak melibatkan pekerja perempuan yang kini juga menjadi ibu rumah tangga. Pekerja dengan karakteristik tekun, ulet dan rapi sangat dibutuhkan dalam proses produksi rokok SKT," katanya di Jakarta, Jumat (24/11).

Kedua, lanjutnya, sektor SKT banyak menyerap pekerja yang berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas. Kebijakan yang inklusif ini sangat jarang ditemukan pada industri lain yang sama-sama bersifat padat karya.

Ia menegaskan bahwa SKT adalah produk legal, bahkan 90% produksi rokok yang beredar saat ini ditopang oleh SKT. Sayangnya, regulasi terkait pertembakauan saat ini belum mampu secara maksimal melindungi dan memberdayakan ratusan ribu pekerja di sektor ini.

"Oleh karena itu, sebagai bagian dari elemen ekosistem pertembakauan, SKT perlu dilindungi dan diberdayakan agar semakin mampu menyerap tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian daerah serta nasional," ucapnya.

Ia menyebut, pemerintah pusat maupun daerah perlu mengupayakan perlindungan melalui kebijakan untuk menjaga sektor padat karya ini. Diharapkan, pemerintah bisa membuat regulasi yang adil, berimbang, dan mendorong pemberdayaan serta daya saing SKT.

"Dengan demikian, eksistensi industri SKT dan pekerjanya dapat terus tumbuh dan  berdaya saing," kata Budhyman.

Secara keseluruhan, industri hasil tembakau (IHT) mampu menyerap sekitar 6 juta tenaga kerja. Mulai dari dari petani, pekerja manufaktur, hingga pekerja sektor kreatif.

Berdasarkan Proyeksi Ketenagakerjaan dan Sosial Dunia ILO dalam Tren 2023 (Tren WESO), lapangan kerja global hanya akan bertumbuh sebesar 1% pada 2023, kurang dari setengah pertumbuhan pada 2022. Sedangkan di Indonesia sendiri, ketersediaan lapangan kerja juga merupakan isu yang pelik.

"Di sinilah semakin nyata peran penting SKT dalam serapan tenaga kerjanya yang signifikan. Para pekerja SKT didominasi oleh perempuan-perempuan yang mayoritas mengemban peran ganda sebagai tulang punggung keluarga," jelasnya.

Budhyman menyebut, 97% pekerja SKT adalah para perempuan yang mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya, berhasil menyekolahkan anak-anaknya. Keberadaan pabrik SKT memberikan multiplier effect ekonomi di lingkungan masyarakat.

77