Home Internasional Gencatan Senjata Hamas-Israel: 11 Sandera Israel Dibebaskan, 33 Tahanan Palestina Dikeluarkan

Gencatan Senjata Hamas-Israel: 11 Sandera Israel Dibebaskan, 33 Tahanan Palestina Dikeluarkan

Gaza, Gatra.com - Militer Israel mengatakan bahwa 11 sandera yang ditahan di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober sedang dalam perjalanan ke Israel, pada hari terakhir dari jeda empat hari awal pertempuran tersebut.

“Berdasarkan informasi yang diterima dari Palang Merah, 11 sandera saat ini sedang dalam perjalanan menuju wilayah Israel,” kata militer dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

Mediator Qatar mengatakan kesebelas orang tersebut memiliki kewarganegaraan ganda: tiga warga Prancis, dua warga Jerman, dan enam warga Argentina.

“Sebagai imbalannya, 33 warga Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari di X, sebelumnya Twitter.

Israel dan Hamas menyetujui jeda empat hari dalam pertempuran di Gaza mulai Jumat, dengan total 50 sandera akan dibebaskan selama periode tersebut dengan imbalan 150 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Sebelas sandera dan 33 tahanan dibebaskan pada hari Senin berdasarkan ketentuan kesepakatan, sehingga jumlah kedua sandera tersebut mencapai jumlah total yang ditentukan.

Beberapa tawanan asing telah dibebaskan dari Gaza secara terpisah.

Sebelumnya pada Senin, perpanjangan gencatan senjata selama dua hari telah disepakati, yang mengharuskan setidaknya 10 sandera dibebaskan dari Jalur Gaza setiap hari, dengan imbalan tiga kali lebih banyak warga Palestina yang ditahan Israel.

Dalam sebuah pernyataan, penduduk kibbutz Nir Oz, tempat sandera terbesar ditahan pada 7 Oktober, mengatakan bahwa 11 sandera yang dibebaskan pada Senin semuanya berasal dari komunitas tersebut.

“Dari sandera yang tersisa, 49 berasal dari Nir Oz,” katanya. “Daftar ini mencakup perempuan, laki-laki, anak-anak, ibu, ayah, kakek dan nenek,” tambahanya.

Pejabat Kibbutz Osnat Peri mengatakan pembebasan ini membawa “kelegaan bagi komunitas kami, namun kami tetap sangat prihatin dengan orang-orang yang kami cintai, yang masih disandera”.

60