Home Kesehatan Kenali Apa dan Cara Kerja Endoskopi Saluran Cerna

Kenali Apa dan Cara Kerja Endoskopi Saluran Cerna

Bali, Gatra.com- Masalah pencernaan jika diabaikan akan berdampak signifikan terhadap kinerja tubuh. Karenanya, ada beberapa cara yang disarankan dokter untuk mengetahui dan memastikan kesehatan saluran pencernaan Anda.

Spesialis Penyakit Dalam Siloam Hospitals Bali, I Gede Pande Sastrawan Sp.PD, menyampaikan bahwa Endoskopi adalah salah satu metode pemeriksaan paling jitu yang disarankan dokter. "Endoskopi adalah prosedur medis untuk memeriksa organ dalam tubuh Anda tanpa melakukan pembedahan besar," jelasnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/12).

Menurut I Gede Pande, endoskopi merupakan tindakan medis dengan memasukkan endoskop atau selang tipis dan panjang secara langsung ke dalam tubuh melalui mulut atau dubur ke dalam saluran cerna guna mengamati organ dalam atau jaringan secara menyeluruh. "Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan suatu alat khusus yang disebut endoskop, yaitu alat berbentuk selang yang dilengkapi dengan senter dan kamera," jelasnya.

Baca juga: Waspada Nyeri Kepala, Kenali Ciri dan Penanganannya

Apa Itu Endoskopi Saluran Cerna Atas

Ada sejumlah jenis endoskopi sesuai lokasi periksa, salah satunya adalah endoskopi saluran cerna atau gastrointestinal endoscopy. Endoskopi saluran cerna atas adalah prosedur untuk melihat saluran pencernaan bagian atas secara visual, meliputi kerongkongan, perut (lambung) hingga usus kecil atau duodenum.

Prosedur ini disebut juga dengan esophagogastroduodenoscopy (EGD). Dan untuk Endoskopi saluran cerna bawah meliputi Anus, Ujung usus besarbesar  (Rektum), ujung bawah usus kecil (Ileum terminal).

Menurut I Gede Pande, endoskopi saluran cerna atas dapat menemukan penyebab dari beberapa gejala, yaitu adanya sensasi nyeri ulu hati, mual dan muntah, kembung berkepanjangan, bersendawa, mengalami pendarahan dan adanya masalah saat menelan. "Termasuk adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan dan beberapa lainnya", imbuhnya.

Baca juga: Group RS Siloam Rayakan 17 Tahun Berdirinya RS Jantung Diagram

Adapun beberapa penyakit yang bisa dideteksi menggunakan prosedur endoskopi adalah Gastroesophageal reflux disease (GERD), Kanker, Luka,
Peradangan atau iritasi. Hingga kelainan pra-kanker, seperti Barrett’s esophagus, penyakit celiac, penyempitan kerongkongan, penyumbatan dan beberapa lainnya.

"Saat melakukan prosedur endoskopi saluran cerna atas , tentunya ada beberapa hal yang perlu disiapkan terlebih dahulu. Pertama, pasien perlu menceritakan pada dokter tentang riwayat kesehatan , termasuk gejala yang dirasakan, alergi, dan semua obat maupun vitamin yang dikonsumsi. Dokter akan memberikan sejumlah arahan sebelum menjalani prosedur ini", tutur dokter I Gede Pande.

Penanganan Endoskopi

Agar mencapai hasil optimal, Dokter akan meminta berpuasa selama 6-8 jam dengan tujuan agar lambung kosong dan bersih. Jika tidak, dokter akan kesulitan memeriksa dengan jelas sebab saluran cerna tertutup dengan makanan.

Baca juga: Peresmian Palembang Integrated Child Center (PICC), Pusat Layanan Kesehatan Anak Terintegrasi di RS

Kemudian, memungkinkan diberikan obat penenang agar nyaman selama tindakan. Anda juga mungkin diberikan bius cair berbentuk obat kumur atau semprotan guna membuat tenggorokan mati rasa dan mencegah tersedak. Dalam beberapa kasus, endoskopi bisa dilakukan tanpa pembiusan.

Selama tindakan, dokter mungkin akan: Melakukan biopsi,
Menghentikan pendarahan pada saluran pencernaan,Melakukan prosedur lain, misal melebarkan penyempitan saluran pencernaan.

Adapun lamanya prosedur endoskopi adalah sekitar 15 sampai 30 menit. Selama tindakan, Anda tidak akan merasakan apapun, kecuali tertidur dengan pulas akibat dari pemberian obat bius. 

Baca juga: Agar Terhindar Dari Cidera Ankle, Ini Tips Sehat Siloam Hospitals Mampang

Selanjutnya, dokter akan memberikan arahan tentang perawatan pasca-endoskopi dilakukan. Endoskopi adalah prosedur yang tergolong aman. Namun, seperti prosedur medis lainnya, tetap mungkin efek samping dari tindakan ini. Pada kasus langka, komplikasi bisa  terjadi.

104