Home Nasional Presiden Jokowi Minta Gencarkan Kembali Penanaman Pohon Cendana di NTT

Presiden Jokowi Minta Gencarkan Kembali Penanaman Pohon Cendana di NTT

Kupang, Gatra.com - Presiden Joko Widodo menutup rangkaian kunjungan kerja di Kabupaten Manggarai Barat dengan penanaman pohon bersama masyarakat dan pelajar di Embung Anak Munting, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk menanam pohon cendana (Santalum album) sebanyak mungkin.

“Saya minta masyarakat NTT kembali nemanam cendana sebanyak-banyaknya. Karena cendana ini hampir punah, padahal NTT dulunya sangat terkenal dan dikenal sebagai provinsi penghasil cendana terbesar di Indnesia,” kata Presiden Jokowi saat melakukan penanaman simbolis nakan cendana di samping Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur NTT, Rabbu (6/12).

Presiden menjelaskan tanaman-tanaman endemik NTT yang dikategorikan Apendiks 1 dan 2 perlu dirawat dan dijaga. Hal inii karena berdasarkan perjanjian internasional konservasi alam atau CITES, cendan saat ini belum terancam punah, namun dapat menjadi terancam punah apabila diperdagangkan.

“Tanaman ini termasuk golongan mendekati kepunahan. Karena itu perlu kembali dibudidayakan, dimasyarakatkan untuk mengembalikan kejayaan NTT sebagai penghasil cendan di Indonesia. Untuk itu dilarang untuk dikomersialkan dulu,” pesan Jokowi.

Sementara itu Kepala Balai Pengelolah Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Noelmina NTT, Kludolfus Tuames mengatakan tanaman yang disiapkan kepada Presiden RI, Joko Widodo untuk menanam secara simbolis yakni kelompok tanaman endemik.

"Sebanyak 909 bibit anakan disiapkan untuk ditanam pada lahan milik Pemerintah Provinsi (NTT) seluas 0,9 hektare," kata Dolfus.

“Kelompok anakan endemik NTT seperti anakan cendana, kedimbil (Murbau Sumba). Sedangkan untuk kelompok estetik, yaitu ketapang kencana dan flamboyan. Selanjutnya untuk tanaman buah-buahan seperti jambu bol, kelengkeng dan jambu air," lanjutnya.

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake.

67