Jakarta, Gatra.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Bintang Puspayoga mengatakan hari puncak peringatan 16 Hari Tanpa Kekerasan Terhadap Perempuan bukanlah sekadar peringatan belaka. Bintang mengatakan, momen ini seharusnya menjadi panggilan bagi semua lapisan masyarakat untuk bergerak dan menghentikan kekerasan yang ada.

“Kampanye ini bukan sekadar peringatan, tapi juga panggilan untuk bersama-sama mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak di seluruh lapisan masyarakat,” ucap MenPPPA Bintang Puspayoga, melalui telekonferensi dalam acara 'Puncak Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan', Ancol, Jakarta, Ahad (10/12).

Bintang menjelaskan, Indonesia telah mengamanatkan jaminan perlindungan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk perempuan dan anak dalam UUD 45 dan berbagai peraturan lainnya. Sayangnya, hingga hari ini, isu kekerasan masih marak di kalangan masyarakat.

Berdasarkan survei yang fokus pada penilaian mutu pengalaman hidup perempuan dan anak hingga remaja pada tahun 2021, prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan survei sebelumnya, angka ini mengalami penurunan. “Telah terjadi penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan sebesar 7,3 persen dalam kurun waktu 5 tahun,” jelas Bintang.

Sementara itu prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan turun sebesar 21,7 persen dan pada anak laki-laki turun sebanyak 28,31 persen.

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Ratna Susianawati juga mengatakan kalau acara puncak peringatan hari ini merupakan momen yang istimewa.

“(Momen ini) untuk merefleksikan apa yang sudah oleh pemerintah oleh negara untuk bisa memastikan perempuan bisa terlindungi dari berbagai bentuk diskriminasi eksploitasi, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya,” ucap Ratna saat memberikan sambutan dalam kegiatan yang diadakan di Symphony of the Sea, Ancol.