Home Gaya Hidup Melukis Sejarah: Pameran Karya Langka Kartono Yudhokusumo di Komunitas Salihara

Melukis Sejarah: Pameran Karya Langka Kartono Yudhokusumo di Komunitas Salihara

Jakarta, Gatra.com - Komunitas Salihara menyelenggarakan program pameran karya dan arsip dari salah satu tokoh seni rupa Indonesia; Kartono Yudhokusumo. Pameran yang berlangsung dari 10 Desember 2023 - 21 Januari 2024 ini akan memperlihatkan beragam karya-karya drawing dari Kartono yang hampir tidak pernah diperlihatkan kepada publik.

Kartono Yudhokusumo lahir di Lubuk Pakam, Sumatera Utara, pada 18 Desember 1924, Kartono telah belajar melukis sejak usia belia. Sejak muda ia banyak berguru kepada pelukis-pelukis pemandangan ternama seperti Chiyoji Yazaki, S. Sudjojono, B.J.A. Rutgers dan W.F.M Bosschaert.

Baca Juga: Pameran Lusiana Limono: Mengartikulasikan Peran Perempuan Melalui Kain

Kartono banyak melukis pemandangan, alam benda, bangunan, suasana revolusi, dan objek sehari-hari dengan berbagai medium seperti cat air, pastel, cat minyak, tinta cina, dan masih banyak lainnya. Kemampuan melukis Kartono sudah diakui sejak usia muda.

Hal ini terbukti dalam pemberitaan harian Jawa Nippo (sebuah harian Jepang) pada 13 Agustus 1934, pelukis Jepang; Chiyoji Yazaki mengakui bakat seorang laki-laki dari Jawa berusia kira-kira 10 tahun yang diharapkan akan memiliki masa depan yang baik. Anak lelaki yang dimaksud adalah Kartono Yudhokusumo.

Pengunjung di dekat lukisan karya Kartono Yudhokusumo (Gatra/Hidayat Adhiningrat P)

Karya-karyanya dari 1934 kemungkinan besar dibuat ketika Kartono muda sedang ikut dalam kegiatan Masyarakat Pelukis Pastel, yang beberapa kali keliling kota Batavia untuk melukis bersama di bawah bimbingan pelukis senior Yazaki sebagai ketua kelompok itu. Di masa pendudukan Jepang, Kartono mendapat penghargaan dan kesempatan untuk berpameran.

Menurut pemberitaan di harian Soeara Asia, 16 Oktober 1943, dalam pameran yang diselenggarakan 12 hingga 26 Oktober 1943 itu dipamerkan 43 karyanya yang dibuatnya selama 8 tahun. Kartono Juga sempat menggambar tema-tema perjuangan dan revolusi saat masa kemerdekaan Indonesia.

Objek prajurit baris-berbaris, berlatih, dan istirahat sering menjadi sumber inspirasi Kartono dalam melukis. Kartono menggambarkan aksi perjuangan dalam lukisan yang berjudul Penyerangan pada Pengok dan Wonosari, yang mengisahkan upaya perjuangan pejuang-pejuang Indonesia melawan Belanda yang kembali ingin menjajah tanah air.

Baca Juga: Voice Against Reason: Pameran Seni Kontemporer Asia-Pasifik Eksplorasi Makna Bersuara

Setelah pengakuan kedaulatan di 1949, Kartono pindah ke Bandung dan banyak melahirkan lukisan-lukisan pemandangan dari tempat-tempat yang ia kunjungi. Bahkan di Bandung, Kartono terus menggambar dan melukis pemandangan Bandung dan beragam tempat lain di Jawa Barat dengan mengendarai motor besarnya.

Kartono meninggal di usia 33 tahun dan pameran ini akan mengajak kita untuk melihat kekaryaan hidupnya yang terbilang singkat serta mengapresiasi apa yang telah ia tinggalkan untuk sejarah seni rupa Indonesia. Pameran kali ini menjadi kesempatan yang tepat untuk melihat harta karun sejarah seni rupa Indonesia.

Pameran ini menghadirkan kurator tamu Amir Sidharta, seorang kolektor, pengamat seni, penulis, dan juga pemilik dari rumah lelang ternama “Sidharta Auctioneer”. Kemudian ada Asikin Hasan, Kurator Galeri Salihara.

Pameran Karya dan Arsip Kartono Yudhokusumo di Komunitas Salihara Art Centre (Gatra/Hidayat Adhiningrat P)

Asikin mengatakan bahwa Kartono Yudhokusumo merupakan tokoh penting yang gagasan artistiknya belum banyak dibicarakan. “Ia mengembangkan gaya seni lukis yang sangat khas. Kita dapat melihat jejak tradisi, sekaligus artikulasi modern dalam banyak lukisannya,” ucap Asikin Hasan.

Melalui pameran ini kita tidak hanya melihat karyanya saja, namun juga dapat melihat perjalanan hidupnya melalui dokumentasi baik berupa gambar, lukisan, artefak, catatan, dan berita tentang dirinya yang dimuat di media massa. Selain pameran, juga akan ada diskusi dengan tajuk Menilik Kartono Yudhokusumo yang akan diselenggarakan di Komunitas Salihara padaRabu, 13 Desember 2023 pukul 19:00 WIB.

Diskusi ini akan menghadirkan Danuh Tyas Pradipta dan Sally Texania yang merupakan kurator dan periset yang akan mencoba menggali dan melebarkan makna pada karya-karya Kartono dari segi-segi artistik, tematik, dan situasi yang melingkupinya di masa itu.

325