Home Regional Launching POROS UMI Jatim, Gubernur Khofifah: Ikhtiar Hadapi Tantangan Pembangunan UMKM 2024

Launching POROS UMI Jatim, Gubernur Khofifah: Ikhtiar Hadapi Tantangan Pembangunan UMKM 2024

Surabaya, Gatra.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melaunching Portal Logistik Usaha Mikro Kecil Menengah Jawa Timur (POROS UMI Jatim) di Distribution Center Kamadjaja Logistics (KLOG Park), Surabaya, Senin (11/12).

Didampingi oleh Deputy CEO Kamadjaja Logistics Ivy Kamadjaja, peluncuran dilakukan dengan penekanan tab yang sekaligus menandai tersedianya layanan aplikasi untuk memudahkan UMKM Jatim dalam pengiriman logistik.

Untuk diketahui, POROS UMI Jatim memiliki empat fitur utama. Yakni Fitur Dapatkan dan Kelola Penawaran, Rencanakan Pengiriman, Registrasi dan Lacak Pengiriman, serta Kembangkan Pengetahuan Logistik.

Gubernur Khofifah menerangkan, hadirnya POROS UMI Jatim ini adalah wujud layanan kemudahan ekspor yang dikampanyekan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Yang mana, kemudahan bagi UMKM bukan hanya berpusat pada regulasi tapi juga di sisi transportasi.

Dengan layanan POROS UMI Jatim ini, Khofifah optimis, aplikasi ini merupakan ikhtiar dalam menghadapi tantangan pembangunan UMKM pada 2024. Hal itu berdasarkan rekomendasi dari banyak akademisi dan ahli ekonomi, ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk UMKM naik kelas. Yakni dnegan sinergi, kolaborasi, dan mediasi.

"Apa yang perlu dilakukan UMKM kata kuncinya ada sinergi, kolaborasi, dan mediasi. Jadi semoga POROS UMI Jatim yang kita luncurkan hari ini dapat meningkatkan kinerja UMKM Jawa Timur, memudahkan untuk melakukan ekspor dan pengiriman logistik," katanya.

"Salah satu yang paling dibutuhkan adalah koneksitas dari ketersampaian bahan produksi mereka. Jadi kami membuka sinergi dan kolaborasi supaya pelaku UMKM terkonfirmasi dan punya referensi bila ingin membeli atau mengirim barang," lanjutnya.

Lebih jauh, dirinya mengatakan, ini salah satu pemenuhan kebutuhan UMKM untuk memaksimalkan potensi. Terlebih karena dari 32 rute tol laut yang ada di Indonesia, 27 trayek singgah di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

"Ini berarti Jawa Timur menyuplai hampir 80 persen logistik di 20 provinsi di wilayah timur Indonesia. Itu sesungguhnya potensi. Karena kalau untuk dijual dari Jawa Timur ke Indonesia Timur, relatif mudah. Tapi mengambil barang dari Indonesia Timur ke Jawa Timur ini memang harus ada wadah yang lebih terakses," jelasnya.

Menurut Khofifah, keberadaan POROS UMI Jatim ini akan membudayakan ekosistem digital yang dibutuhkan UMKM. Sehingga, UMKM Jatim tidak hanya dapat menjangkau provinsi Indonesia tapi juga negara-negara lain di dunia.

"Kita tidak bisa menghindar bahwa makin hari kebutuhan untuk mempermudah akses dan menguatkan ekosistem digital. Jadi saya minta ini disosialisasikan lebih masif dan luas," ucapnya.

 

Di sisi lain, selain POROS UMI Jatim, Pemprov Jatim telah melakukan banyak program sebagai wujud komitmen mendukung pengembangan UMKM dan IKM.

Seperti melalui pelaksanaan program pengembangan industri kecil dan menengah melalui penumbuhan wirausaha baru, pembinaan, pendampingan dan mendukung startup industri kreatif (digitalisasi).

Kemudian program peningkatan standarisasi industri sebagai faktor penguat daya saing melalui fasilitasi standarisasi produk, lalu program peningkatan kapasitas teknologi industri dan program bantuan pembiayaan berupa pinjaman bunga lunak bagi pelaku usaha melalui Program Dana Bergulir, dan Prokesra.

Selain itu Pemprov Jatim juga memberikan fasilitasi Pemasaran baik di dalam negeri maupun luar negeri melalui Pameran, Misi Dagang dan Bisnis Matching, Coaching Clinic. Serta juga memberikan fasilitasi maupun pendampingan sertifikasi halal bagi Industri skala mikro, kecil dan menengah.

"Semua upaya yang kita lakukan bersama adalah ikhtiar untuk mewujudkan UMKM, UKM dan IKM kita semakin naik kelas dan go global," pungkas Khofifah.

Sementara itu, Deputy CEO Kamadjaja Logistics Ivy Kamadjaja mengatakan bahwa POROS UMI Jatim diciptakan atas inisiasi Analisis Kebijakan Pemprov Jawa Timur dan PT Kamadjaja Logistics.

Yang mana, aplikasi ini dibuat untuk memudahkan UMKM Jatim naik kelas lewat logistik. Mengingat, UMKM berkontribusi 58,36% bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim.

"Jadi kami senang sekali sebagai pemain lokal dan swasta yang berbasis di Surabaya bisa berkolaborasi. Harapannya nantinya ke depan untuk persiapan ekspornya, informasi biaya pengiriman, dan lain-lain bisa lebih mudah diakses," katanya.

Sedangkan untuk biaya ekspor UMKM, Ivy menjelaskan bahwa setiap negara dan produk memiliki persyaratan yang berbeda-beda. "Tapi intinya kami akan usahakan biayanya seefisien mungkin untuk UMKM," tandasya.

105