Home Politik Kuasai Persoalan dan Keterampilan Public Speaking, Mi6 Nilai Kualitas Debat Ganjar di Atas Dua Capres

Kuasai Persoalan dan Keterampilan Public Speaking, Mi6 Nilai Kualitas Debat Ganjar di Atas Dua Capres

Mataram, Gatra.com - Lembaga kajian sosial dan politik NTB, Mi6 NTB, menilai calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, unggul dalam debat calon presiden edisi perdana pada Selasa malam. Perpaduan pengalaman sebagai politisi dan birokrat ditambah keterampilan public speaking, dinilai membuat Ganjar mampu memosisikan diri sangat moderat.

“Ganjar tepat dalam menampilkan dirinya dengan kesanggupan mengontrol emosionalitasnya. Ganjar tahu kapan emosi dibutuhkan dan kapan kebersediaannya untuk menahan diri ia lakukan,” kata Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto di Mataram Rabu (13/12).

Analis politik kawakan Bumi Gora yang karib disapa Didu ini pun menjelaskan secara rinci bagaimana keunggulan Ganjar dalam debat perdana yang terbagi dalam enam segmen dan disiarkan langsung lembaga penyiaran nasional tersebut.

Keunggulan Ganjar, kata Didu, sudah langsung terlihat dari segmen pertama. Dalam sesi penyampaian visi misi tersebut, Ganjar dinilai mampu mengungkap beragam persoalan yang dihadapi masyarakat. Sedangkan dua kandidat Capres lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, dinilai tidak memiliki keberagaman orientasi untuk mencapai visi Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

“Ganjar pandai menyentuh setiap pemilik persoalan yang ada untuk mendapat gambaran solusi. Semua aspek dikupas. Baik itu soal kesehatan, pendidikan, keadilan hukum, dan sisi kemanusiaan kaum disabilitas. Ganjar benar-benar komplet-plet…,” kata Didu.

Di segmen kedua, saat antarkandidat saling bertanya dan menjawab, Ganjar juga dinilai Didu tampil sangat tenang. Ganjar misalnya disebut memiliki konsep tentang pentingnya dialog dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di Papua. Dan terbukti, Capres nomor urut dua langsung setuju dengan gagasan Ganjar. Sementara di sisi lain, dalam segmen ini, Prabowo dan Anies justru terlihat saling “serang”.

Pun tatkala menjawab pertanyaan yang terkait tentang pelayanan publik, Ganjar langsung menggambarkan pengalamannya dengan tetap mengedepankan perencanaan dan kesabaran dalam memahami yang dirasakan oleh publik.

Bahkan, kata Didu, saat Ganjar diserang terkait permasalahan yang membelit petani dan nelayan di Jateng oleh Prabowo Subianto, Ganjar merespons dengan begitu elegan dan justru mengingatkan kepada Prabowo bahwa yang bersangkutan justru harusnya bertanggung jawab atas data tentang petani karena pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

“Narasi yang disampaikan oleh Ganjar sangat kritis tanpa kehilangan etika dalam mengutarakan pikiran-pikirannya,” kata Didu.

Masih di segmen kedua, saat diberi kesempatan untuk bertanya kepada Capres nomor satu terkait toleransi dan kelompok minoritas, Ganjar tidak menyerang, melainkan lebih mengutarakan secara komprehensif apa yang hendak dilakukan dirinya bersama Mahfud MD sebagai cawapres. Pada sesi saling bertanya jawab ini pun, hanya Ganjar yang tidak menyerang kandidat lain, melainkan bertestimoni atas apa yang sudah dilakukan bersama Mahfud MD sebagai wakilnya.

“Di segmen ini, Ganjar sangat menguasai persoalan dengan konsep dan cara bertutur yang amat baik,” kata Didu menganalisis.

Memasuki segmen ketiga debat, Ganjar tampil ke panggung lebih dahulu dari kandidat lainnya. Saat itu, Didu melihat, gestur tubuh Ganjar terlihat sangat rileks. Dan hal tersebut menurut Didu, menggambarkan hati dan pikiran Ganjar yang tenang dan gembira.

Saat ditanya tentang apa yang harus dilakukan atas pemberantasan korupsi, cara menjawab Ganjar juga, kata Didu, sangat menggambarkan penguasaan atas data dengan mengutip data yang dimiliki Indonesian Corruption Watch (ICW) tentang jumlah kerugian negara akibat korupsi dalam sepuluh tahun terakhir mencapai Rp230 triliun.

“Ganjar juga sangat memahami substansi regulasi dengan mengulas UU tentang Perampasan Aset. Itu sebabnya, calon nomor satu dan dua tidak berbeda pandangannya,” kata Didu.

Cara Ganjar menanggapi respons dari kedua kandidat tersebut juga, kata Didu, begitu mengesankan. Ganjar menyampaikan bila pandangan ketiga calon sama, maka ucapan dan tindakan akan dilihat oleh rakyat.

Di sisi lain, pada segmen ini, saat Prabowo diberi kesempatan bertanya ke Anies, para pemirsa televisi, maupun mereka yang hadir secara langsung di lokasi debat yang berada di halaman Kanror KPU RI tersebut, dapat melihat langsung Capres nomor urut satu dan dua, saling mengungkit kisah lama.

Sebaliknya, saat Ganjar diberi kesempatan merespons Anies, Ganjar justru tidak menyerang, melainkan mengalirkan "pentingnya pengetahuan" tentang praktik demokrasi dengan menjelaskan pengalaman empirik serta penguasaan kognisinya tentang peran partai politik dalam pertumbuhan demokrasi.

239