Home Ekonomi Investasi di Kawasan Borobudur Diarahkan untuk Kembangkan Akomodasi Alternatif di Pinggiran

Investasi di Kawasan Borobudur Diarahkan untuk Kembangkan Akomodasi Alternatif di Pinggiran

Yogyakarta, Gatra.com – Badan Otorita Borobudur (BOB) pada 2024 fokus mengarahkan masuknya investasi pada sektor akomodasi alternatif di daerah pinggiran kawasan prioritas Borobudur. Tiga tahun terakhir, tak hanya pada restoran dan hotel, banyak investasi masuk di bidang amenitas homestay.

Direktur Utama BOB Agustin Peranginangin dalam jumpa pers akhir tahun, Sabtu (16/12), menjelaskan target investasi itu disesuaikan dengan tiga program prioritas tahun depan.

“Pertama adalah meningkatkan kerja sama investasi di Borobudur Highland, kedua pembukaan BOB nomadic adventure, dan ketiga pengembangan desa wisata di kawasan pariwisata Borobudur,” jelasnya.

Ia menjelaskan, setahun terakhir kawasan Borobudur mendapat investasi berupa modal asing 23 juta USD dan investasi modal dalam negeri Rp2,3 triliun. Selain di bidang restoran dan hotel, investasi yang masuk didominasi pada amenitas berupa homestay.

“Memang pembangunan hotel lebih terlihat. Seperti di sekitar bandara Yogyakarta International Airport (YIA) sudah berdiri empat hotel besar dengan ketersediaan kamar mencapai 500 unit,” jelasnya.

Khusus di Yogyakarta, Agustin melihat sebenarnya investasi pada sektor atraksi dinilai cukup. Namun untuk keberadaan hotel bintang lima masih kurang.

Sedangkan di daerah pinggiran, seperti kawasan wisata Borobudur, Dieng, dan sekitarnya, investasi perhotelan tidak tumbuh di kawasan konservasi air tersebut.

Menurutnya, investor memilih menanamkan modal di kawasan yang pariwisatanya hidup untuk mengejar laba dan modal. Mereka enggan menjadi investor perintis.

“Karenanya BOB menciptakan pasar dengan menggandeng investor menengah ke bawah yang fokus pada pengembangan homestay. Ini upaya kita mengarahkan investasi akomodasi alternatif di daerah pinggiran,” katanya.

Konsep investasi akomodasi alternatif dinilai membawa dua manfaat yaitu peningkatan ekonomi masyarakat dan mendukung pariwisata berkelanjutan karena investasi tersebut tidak merusak alam.

Direktur Destinasi Pariwisata BOB, Nesya Amelia, optimistis tahun depan investasi di kawasan seluas 390 hektar itu akan meningkat seiring pembangunan aksesibilitas oleh pemerintah.

“Sebagai satu dari 13 pintu masuk wisatawan asing, kita harus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menangkap berbagai potensi masalah yang akan merusak sektor wisata,” katanya.

Dengan menerapkan pariwisata berkelanjutan, BOB mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan dan tidak merusak atau mengotorinya dengan sampah.

“Jangan sampai investasi besar masuk nanti, masyarakat hanya menjadi penonton. Mereka harus memiliki kendali atas kebermanfaatan lingkungannya yang selama ini dijaga,” kata Nesya.

50