Home Nasional Ganjar Minta Ada Proteksi dan Tolak Alih Tanam Kopi: Saya Pembela Petani Tembakau

Ganjar Minta Ada Proteksi dan Tolak Alih Tanam Kopi: Saya Pembela Petani Tembakau

Bantul, Gatra.com – Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyatakan dirinya adalah pembela petani tembakau dan mendorong mereka berdikari agar mampu memenuhi suplai industri tembakau.

Baginya Konvensi Kerangka Kerja untuk Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control/FCTC) merupakan politik dagang biasa dan harus diantisipasi melalui strategi khusus.

“Jika kita bicara industri rokok, tantangannya tidak mudah. Hulu produksi tembakau yang secara nasional menurun di tengah kebutuhan yang meningkat akhirnya dipenuhi dengan cara impor,” kata Ganjar usai mengunjungi sebuah pabrik rokok di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (19/12).

Padahal petani tembakau seharusnya mendapatkan proteksi. Pasalnya, kata Ganjar, relasi mereka dengan pabrik menjadi penting. Kerja sama antara keduanya yang saling menguntungkan akan mampu memajukan dunia industri.

Ganjar mengkritik kebijakan pemerintah terhadap petani tembakau yang meminta untuk beralih ke tanaman lain seperti kopi. Padahal seharusnya pemerintah mendukung penanaman tembakau yang berkualitas.

“Itu yang penting. Mestinya pemerintah mendorong di situ. Saya akan mendorong itu, sehingga kita bisa cukup berdikari dalam suplai industri ini,” ucapnya.

Ganjar juga memberi tanggapan soal kenaikan cukai rokok dan desakan Indonesia untuk segera meratifikasi FCTC. Menurut dia, FCTC masih menjadi perdebatan karena banyak negara yang juga belum melakukan ratifikasi.

“Menurut saya ini adalah politik dagang biasa saja. Kita saja yang terkena pukulan-pukulan yang keras. Sehingga kita perlu menyiapkan strategi yang luar biasa menghadapinya,” kata capres usuangan koalisi PDI Perjuangan ini.

Strategi ini diperlukan karena banyak daerah di Indonesia yang mampu menjadi sentra produksi tembakau. Ia mencontohkan Temanggung yang mampu menghasilkan tembakau varietas srintil yang harga jualnya mencapai jutaan rupiah.

“Ini potensi yang tidak bisa dimatikan. Ini yang mesti kita angkat kembali. Saya pembela petani tembakau,” klaim mantan Gubernur Jawa Tengah ini. 

Ganjar juga meminta pemerintah untuk berhati-hati soal kebijakan kenaikan cukai. Jika kenaikan cukai terlalu ekstrim, menurut dia, rokok-rokok ilegal akan bermunculan dan justru merugikan petani tembakau.

70