Home Pendidikan Peminat Membeludak, Kemenag Siap Jalankan Penuh Program Cyber Islamic University di 2024

Peminat Membeludak, Kemenag Siap Jalankan Penuh Program Cyber Islamic University di 2024

Jakarta, Gatra.com - Program Prioritas Kementerian Agama Cyber Islamic University mendulang respons sangat besar dari masyarakat. 

Demi menjawab tingginya antusiasme publik, pada 2024 mendatang Kemenag akan totalitas mengoperasionalkan program tersebut.

Pada 2024, akan ada penambahan enam prodi baru, yakni S2 Pendidikan Agama Islam (PAI), S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA), S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), S1 Aqidah Filsafat, dan S1 Hukum Islam. 

Baca Juga: Kemenag Salurkan Rp811 Miliar Bantuan Afirmasi dan Kinerja ke 5.693 Madrasah

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Ali Ramdhani mengatakan, Program Cyber Islamic University yang digulirkan sejak 2021 ternyata diminati masyarakat. Program pembelajaran jarak jauh ini merupakan salah satu dari tujuh program prioritas yang ditetapkan Kemenag di kepemimpinan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. 

Dalam program ini, Menag Yaqut telah menunjuk IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai kampus siber. 

“Dukungan sarana dan prasarana kampus siber ini semuanya sudah terpenuhi 100 persen. Sehingga Tahun Akademik 2024/2025 pembelajaran jarak jauh tidak hanya untuk Prodi PAI saja, tapi program sarjana dan magister juga sudah dapat kita selenggarakan,” kata Ali Ramdhani di Jakarta, Kamis (21/12).

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Ali Ramdhani. (Dok.Kemenag)

Dhani, sapaan akrab Dirjen Pendis mengungkapkan, selama tiga tahun terakhir, Program Cyber Islamic University telah diikuti sebanyak 3.339 mahasiswa. Mereka berasal dari 36 provinsi di seluruh penjuru Indonesia. Tingginya minat mahasiswa mengikuti kuliah siber ini karena mereka sangat dimudahkan dalam proses pembelajaran.

Sebab antara dosen dan mahasiswa tidak lagi bertemu secara fisik di ruang kelas. Dengan demikian, program ini sangat membantu para guru-guru madrasah, sekolah, pesantren dan lainnya yang berada jauh dari kampus untuk melanjutkan tingkat pendidikannya. 

Ketua Jurusan PJJ PAI IAIN Syekh Nurjati Moh Ali menambahkan, kuliah siber ini dilakukan melalui dua metode. Pertama, melalui rekaman video dan modul-modul pembelajaran elektronik yang bisa diakses para mahasiswa kapan saja dan di mana saja. Kedua, dilakukan secara tatap muka secara daring selama empat kali dalam satu semester.

"Kita online fleksibel. Tapi secara kualitas tetap terjaga karena kami memiliki tim pemantau melalui Lembaga Penjaminan Mutu," ujarnya.

Ali mengungkapkan, kendati program ini digelar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, namun para dosen yang berjumlah 302 orang berasal dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri. 

Pihaknya juga merekrut tutor dari berbagai perguruan tinggi yang tersebar di 19 provinsi. Bahkan sebagian tutor ada yang dari luar negeri seperti Ohio University dan Hankuk University Korea Selatan.

Mahasiswa PJJ PAI terbagi menjadi dua kelompok, yakni beasiswa dan non-beasiswa. Saat ini, kelas PAI terbagi dalam 74 kelas. Rinciannya, 4 kelas untuk angkatan pertama, 40 kelas untuk angkatan kedua, dan 30 kelas untuk angkatan ketiga.

“Sebetulnya sudah ada keinginan masyarakat dari sejumlah negara, baik WNI maupun WNA untuk dapat mengikuti program PJJ IAIN Syekh Nurjati itu sejak beberapa waktu. Mereka merupakan mahasiswa dari Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, hingga Swiss dan Belanda,” terangnya.
 

52