Home Nasional Pengamat: Program Makan Siang dan Susu Gratis Rentan Dikorupsi

Pengamat: Program Makan Siang dan Susu Gratis Rentan Dikorupsi

Jakarta, Gatra.com - Program makan siang dan pembagian susu gratis yang digaungkan kandidat Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dinilai masih sarat akan potensi korupsi. Apalagi kandidat dianggap belum memaparkan rancangan anggaran yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan program tersebut.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam menyorot potensi korupsi dalam program makan siang dan susu gratis yang diperkirakan menggunakan anggaran hingga Rp 400 triliun per tahun.

"Bagi kelompok masyarakat dengan kategori miskin dan hampir miskin tentu program-program yang sifatnya transaksional akan menjadi insentif elektoral yang sangat memadai,” jelas Umam dalam keterangannya, Senin (1/1).

Menurut Umam, sejatinya penawaran program dengan embel-embel “gratis” memang masih menjadi magnet menguntungkan kandidat dalam sisi elektroal. Artinya, masyarakat masih akan menyambut positif, apabila kandidat membawa program bertemakan gratis dalam kampanyenya.

Namun dibalik itu, Umam menyebut bahwa masih efektifnya kampanye dengan embel-embel gratis menjadi bukti adanya kekhawatiran masyarakat mengenai mahalnya harga-harga kebutuhan. Apalagi, Indonesia pun masih memiliki struktur masyarakat yang sekitar 40 persen yang terkategori miskin atau hampir miskin dalam kategori Bank Dunia.

“Makanya, program gratis ini harus dipetakan betul nantinya. Agar tak salah sasaran. Mana yang berhak mendapat uluran tangan negara, mana yang tidak,” beber dia.

Melihat fakta tersebut, Umam pun menilai bahwa program makan siang dan susu gratis masih belum cocok untuk menjadi program prioritas. Apalagi program tersebut pun belum bisa menjadi ujung tombak transformasi ekonomi negara-negara Asia Timur yang disebutnya bertumpu pada penguatan sumber daya manusia.

"Untuk transformasi ekonomi, hal yang diperlukan adalah meletakkan penguatan basis pendidikan yang terintegrasi dengan industri," tandas Umam.

Sebelumnya, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim, pun mempertanyakan penyusunan prioritas anggaran di balik program makan siang gratis. Menurutnya, banyak hal yang harus diprioritaskan seperti pembangunan puskesmas di desa dan insentif guru keagamaan.

"Apakah (makan siang gratis) itu bisa tersaring? Apakah itu tidak akan menjadi mubazir jika anak-anak mampu di sekolah-sekolah itu tidak berminat memakan makan siang gratis?" kata Chico.

76