Home Ekonomi Indonesia Timur, Tumpuan Harapan Hulu Migas Indonesia

Indonesia Timur, Tumpuan Harapan Hulu Migas Indonesia

Sorong, Gatra.com- Kawasan Indonesia Timur menjadi salah satu wilayah yang diandalkan untuk berkontribusi besar dalam pemenuhan target produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional ke depannya. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), setidaknya ada lima wilayah kerja di Indonesia bagian timur yang bakal didorong pemerintah untuk dioptimalkan pengelolaannya, seperti di wilayah kerja (WK) Seram, Buton, Timor, Aru, dan Warim.

Selain itu, pemerintah juga mendorong pengeboran sumur eksplorasi di kawasan lainnya, seperti sumur Riam-1 di Lapangan Walio Barat, Blok Kepala Burung, Kabupaten Sorong untuk mengoptimalkan potensi migas di Papua Barat.

Dengan cukup besarnya potensi sumber daya migas yang tersebar di kawasan timur Indonesia,wilayah ini menjadi tumpuan harapan bagi industri migas Indonesia, tak heran jika belakangan pemerintah lebih agresif lagi mendorong pengeboran sumur eksplorasi di kawasan tersebut.

​​​​​​Baca juga: HCML Dukung SKK Migas Penuhi Target 2030

"Kawasan Indonesia timur merupakan tumpuan harapan bagi industri hulu migas tanah air dalam mencapai target produksi migas 2030 yaitu 1 juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari," ujar Sekretaris Satuan Kerja Khusus pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Shinta Damayanti dalam kegiatan Kampanye Media Indonesia Timur, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, keberadaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di wilayah Indonesia Timur menjadi penting dalam mendukung pemenuhan target produksi migas di 2030. “Kita berharap masih ada investor maupun KKKS yang mau mengeksplorasi Wilayah Indonesia Timur, yang memiliki potensi migas yang cukup menjanjikan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi, SKK Migas wilayah Papua dan Maluku (Pamalu), Galih W Aguseriawan menuturkan bahwa pihaknya terus memperkuat kolaborasi dengan KKKS dalam memproduksi migas.

Galih menuturkan, hingga saat ini, wilayah Papua dan Maluku berkontribusi sekitar 2% untuk produksi minyak dari total produski nasional dan untuk gas bumi sekitar 20% dari total produksi nasional. 
Ia menambahkan bahwa kawasan Indonesia Timur memiliki potensi yang besar untuk memenuhi target produksi migas 2030. Pasalnya di kawasan ini terdapat 16 Wilayah Kerja (WK) migas dari total 171 WK di Indonesia.

Menurutnya, dari sebanyak 16 WK migas tersebut, wilayah Pamalu memiliki potensi migas terbesar dibanding wilayah lainnya, dan  dari 66,7% Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor hulu migasdi wilayah Indonesia timur, sebanyak 50% berada di Papua Barat dan 16,7% di Maluku. “Kami berharap melihat potensi tersebut, investor migas akan tertarik untuk mengeksplor huku migas di kawasan Indonesia Timur,” ujarnya.

​​​​​​Baca juga: Temuan Gas Bumi Raksasa, SKK Migas Lakukan Percepatan Proses Produksi

Meski demikian, Galih mengakui adanya tantangan dalam upaya meningkatkan produksi migas di kawasan Indonesia Timur yaitu perizinan yang belum satu pintu dan infrastruktur yang belum memadai. Untuk itu, pihaknya terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah untuk mencari solusi terbaik agar investor migas bersedia untuk mengeksplor wilayah Indonesia Timur.

66