Home Politik Hasto Sindir Prabowo Soal Royal Utang untuk Belanja Alutsista

Hasto Sindir Prabowo Soal Royal Utang untuk Belanja Alutsista

Jakarta, Gatra.com- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjelaskan perbedaan calon presiden (capres) yang mereka usung Ganjar Pranowo dan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam melihat isu dan problematika seputar pertahanan.

Hasto mengatakan, perbedaan ini akan terlihat ketika para capres menjalani agenda debat ketiga yang akan dilaksanakan pada Minggu (7/1). Seperti yang diketahui, tema debat ketiga adalah pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

“Dan, di situ juga menunjukkan diferensiasi dari Pak Ganjar dan Prof Mahfud di mana konsep pertahanan yang di kedepankan adalah melihat konstelasi geografis dengan melihat kita negara kepulauan terbesar di dunia,” ucap Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (2/1).

Hasto mengatakan, Ganjar-Mahfud menjadikan pertahanan laut sebagai masa depan Indonesia, menitikberatkan pada posisi Indonesia sebagai negara maritim. Hasto pun menyinggung pendekatan Prabowo Subianto yang ia nilai lebih mementingkan kekuatan Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia (alutsista).

“Itu nanti yang akan disampaikan berbeda dengan Prabowo. Dengan pengadaan alutsista pun itu harus membentuk suatu PT Teknologi Militer Indonesia yang diisi oleh sahabat-sahabat dekatnya,” kata Hasto.

Ia mengatakan, gagasan yang diusung Ganjar-Mahfud fokus pada pergerakan rakyat dan mengedepankan kemampuan anak bangsa. Hasto pun mengkritik, pendekatan yang diambil Prabowo yang memilih untuk membeli alutsista, bukan mendorong perkembangan industri alutsista dalam negeri.

“Pak Prabowo justru menambah utang luar negeri sebesar Rp386 triliun untuk beli alutsista, bukan dengan cara pemberdayaan industri nasional,” lanjut Hasto.

Ia pun mengatakan, penambahan utang luar negeri karena permintaan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang tengah mengalami kesulitan karena kenaikan harga kebutuhan pokok sehari-hari.

43