Home Internasional Hampir 100 Orang Tewas dalam Serangan Bom Dekat Makam Qassem Soleimani Iran

Hampir 100 Orang Tewas dalam Serangan Bom Dekat Makam Qassem Soleimani Iran

Teheran, Gatra.com - Sebuah “serangan teroris” menewaskan hampir 100 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya di dekat pemakaman di kota Kerman, Iran, tempat pemakaman komandan Qassem Soleimani yang terbunuh, pada hari Rabu (3/1). 

Kantor berita Iran melaporkan bahwa dua ledakan terjadi berturut-turut dalam sebuah upacara di mana orang banyak berkumpul di kampung halaman Soleimani, untuk memperingati empat tahun pembunuhannya.

Menteri Kesehatan Iran mengatakan kepada TV pemerintah bahwa jumlah korban tewas mencapai 95 orang, mengoreksi laporan sebelumnya yang awalnya mengindikasikan 103 kematian. Dia menambahkan, 211 orang lainnya terluka.

Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip sumber informasi, melaporkan bahwa penyelidikan awal menunjukkan bahwa ada dua alat peledak di dekat kuburan, yang keduanya diledakkan oleh “teroris” menggunakan kendali jarak jauh.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut, dan Iran belum secara resmi menyalahkan pihak mana pun. Namun, komandan Pasukan Quds Iran, Esmail Qaani, mengklaim pelaku ledakan bom tersebut didukung oleh AS dan Israel.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan Washington sama sekali tidak terlibat dalam ledakan tersebut, dan menambahkan bahwa AS juga tidak punya alasan untuk percaya bahwa Israel juga terlibat.

Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut akan menerima tanggapan yang keras. 

Presiden Ebrahim Raisi mengatakan dinas keamanan Iran akan segera mengidentifikasi dan menghukum para pelaku tindakan pengecut ini. Baik Khamenei maupun Raisi tidak menyalahkan pihak tertentu dalam pernyataan mereka.

Iran menyatakan pada hari Kamis bahwa kejadian itu sebagai hari berkabung menyusul ledakan mematikan tersebut.

Baca Juga: Ledakan Dekat Makam Komandan Garda Iran Soleimani, Lebih 70 Orang Tewas

Soleimani, yang selama lebih dari dua dekade memimpin Pasukan Quds, cabang operasi asing dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), tewas dalam serangan udara AS di Irak pada Januari 2020.

Ia secara luas dianggap sebagai tokoh paling berkuasa di Republik Islam setelah Khamenei. Teheran secara konsisten berjanji akan membalas kematiannya.

Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan ledakan awal terjadi pada pukul 15.00 waktu setempat, dan ledakan berikutnya terjadi setelah orang-orang berkumpul untuk membantu pasca insiden pertama.

“Mayoritas korban jiwa diakibatkan ledakan kedua,” katanya.

“Aksi teroris ini akan ditanggapi dengan respons yang kuat dan menghancurkan dari aparat keamanan dan militer dalam waktu sesingkat-singkatnya,” kata Vahidi.

Menurut IRNA, ledakan pertama terjadi sekitar 700 meter dari makam Soleimani, sedangkan ledakan kedua sekitar satu kilometer.

Rekaman yang dibagikan oleh media pemerintah menunjukkan massa kemudian kembali ke pemakaman di Kerman, yang terletak sekitar 820 kilometer (510 mil) tenggara ibu kota Teheran. Mereka terdengar meneriakkan “kematian bagi Israel” dan “kematian bagi Amerika.”

Ledakan bom pada hari Rabu menandai ledakan paling mematikan di Iran sejak Revolusi Islam tahun 1979. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, dimana Iran dan beberapa kelompok militan yang didukung Teheran saling berhadapan melawan Israel dan Amerika Serikat, di beberapa bidang sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina yang didukung Iran, Hamas, pada tanggal 7 Oktober.

Pada hari Selasa, pejabat senior Hamas Saleh al-Arouri tewas dalam serangan pesawat tak berawak di pinggiran selatan Beirut yang menurut para pejabat Lebanon dilakukan oleh Israel.

Pekan lalu, IRGC mengatakan salah satu komandan utamanya, SEED Razi Mousavi, tewas dalam serangan Israel di Suriah.

Kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran hampir setiap hari baku tembak di perbatasan dengan Israel sejak 7 Oktober.

Pasukan AS di Suriah dan Irak telah menjadi sasaran lebih dari 100 kali sejak bulan Oktober oleh militan yang didukung Iran atas dukungan Washington terhadap Israel dalam perangnya dengan Hamas.

Di Laut Merah, milisi Houthi Yaman yang didukung Iran telah menyerang kapal-kapal yang dikatakan terkait dengan Israel, atau menuju pelabuhan Israel.

75