Home Regional Belum Genap 2 Bulan, Lantai Penyangga Pilar Jembatan Sungai Jali Ambrol Akibat Hujan Deras

Belum Genap 2 Bulan, Lantai Penyangga Pilar Jembatan Sungai Jali Ambrol Akibat Hujan Deras

Purworejo, Gatra.com - Hujan deras disertai angin yang melanda wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, akhir pekan lalu membuat banyak kerusakan. Salah satu kerusakan parah terjadi di jembatan Sungai Jali yang masuk wilayah Desa Girimulyo, Kecamatan Kemiri.

Jembatan lama yang berada di sebelah utara hampir berhimpitan dengan jembatan baru nampak patah. Talud jembatan dan pondasi (lantai) penyangga pilar jembatan nampak ambrol akibat derasnya aliran air.

Terlihat, lantai yang seharusnya menjadi tempat berpijaknya pilar-pilar jembatan hampir hilang tersapu arus. Bahkan salah satu pilar sebelah timur, nampak seperti melayang karena pondasinya 'hilang' terseret derasnya arus air.

Kepala BPBD Kabupaten Purworejo, Haryono yang meninjau lokasi menyampaikan bahwa, hujan angin pada Sabtu (6/1/2024) lalu membawa dampak (kerusakan) luar biasa. "Kami ke mari hari ini sebagai tindak lanjut dari asesmen teman-teman (BPBD-red) terkait laporan jembatan yang talud dan pondasi tiang penyangganya ambrol. Sisi jembatan lama ambles. Lantai atau penyangga pilar jembatan ini baru selesai dibangun November 2023 lalu," jelas Haryono di sela-sela peninjauan, Senin (8/1/2024).

Proyek lantai penyangga pilar jembatan, lanjut Hary, adalah milik Dinas PUPR Provinsi Jawa Tengah. Selain BPBD, hadir pula pihak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) karena air Sungai Jali tersebut sebagai sumber air Daerah Irigasi (DI) Kragilan. Saluran irigasi ini mengairi 1.390 hektar sawah di Kecamatan Bayan dan Gebang.

"Kalau usia jembatannya sudah 4 tahun, yang ambrol ini talud kurang lebih 12 meter, kemudian pondasi atau lantai penyangga tiang tergerus perlu penanganan. Berbahaya ketika ada hujan lebih deras akan bertambah parah. Pihak BBWSSO hadir untuk ikut mengkaji. Kami juga sudah lapor ke BNPB pusat, nanti penanganannya bagaimana tergantung koordinasi," jelas Hary.

Menurutnya, jembatan ini sangat vital sebagai penghubung 4 desa di 2 kecamatan (Gebang dan Kemiri). Jika tidak segera ditangani, akan sangat mengganggu aktivitas warga, terutama warga Desa Girimulyo dan Kragilan yang berbatasan langsung.

"Luas pondasi yang ambrol ukuran 19 m x10 m, tinggi tegak (pilar) 18 m. Kalau panjang jembatan kurang lebih 50 m, lebarnya 3 m. Kami perlu mengimbau, agar masyarakat tidak mengambil bebatuan sungai (untuk dijual). Karena jika bebatuan yang berfungsi menahan derasnya arus air makin berkurang, dampaknya akan makin parah," imbau Hary.

Dalam kesempatan terpisah, Kades Girimulyo, Kecamatan Kemiri, Turahman membenarkan kejadian bencana tersebut. "Secara resmi kami sudah menyampaikan terjadinya bencana pada 6 Januari 2024 lalu. Mulai jam 13.00 WIB hujan deras disertai angin menyebabkan dua rumah tertimpa pohon. Paling fatal ambrolnya sayap (dan pondasi penyangga pilar) jembatan Sungai Jali dan ambruk (patah) jembatan irigasi lama (dibangun tahun 1987)," tutur Turahman di kantornya.

Ia kemudian menyampaikan awal mula di lokasi tersebut ada 2 jembatan. "Karena waktu itu (beberapa tahun lalu) terjadi banjir bandang tiang (pilar) hanya 3, yang tiang tengah ambles. Karena dari dinas terkait tidak mungkin membenahi, maka kemudian tahun 2016 membangun jembatan baru di sebelahnya. Sabtu lalu, banjir sekitar pukul 16.00 WIB menyebabkan kerusakan parah amblesnya penyangga sehingga jembatan lama patah, pilar penyangga ambruk sehingga tidak bisa dimanfaatkan. Untuk jembatan satunya (yang dibangun tahun 2016) dilakukan renovasi berupa lantai penyangga pilar tahun 2023 lalu (selesai 19 November 2023). Namun akibat banjir juga ambrol," tambah Turahman.

Turahman menambahkan, meskipun jembatan itu ada di desanya namun saat renovasi pihaknya tidak pernah dilibatkan sejak awal.

Kades Kragilan, Kecamatan Gebang, Budiningsih yang ditemui menyampaikan bahwa, pembangunan lantai penyangga pilar jembatan tersebut menelan dana kuran lebih Rp1,6 M. "Kepada kontraktor kami (Pemdes Kragilan) sudah meminta agar Jalan Inspeksi Irigasi dibangun jika rusak. Saat itu kontraktor menyanggupi, tapi sampai sekarang belum direalisasikan," ujar Budiningsih.

Ia menambahkan, dari hasil koordinasi hari ini, pihak BPBD Kabupaten Purworejo akan memasang bronjong untuk menahan sementara talud agar tidak longsor hingga adanya perbaikan.

Sementara itu, Gatra.com yang mencoba klarifikasi dengan pengawas proyek melalui aplikasi pesan hingga berita dibuat belum memperoleh respon.

543