Home Ekonomi OJK: Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Kokoh Hadapi Potensi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Global

OJK: Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Kokoh Hadapi Potensi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Global

Jakarta, Gatra.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menilai bahwa sektor saja keuangan nasional terjaga baik. Hal itu didukung oleh permodalan yang kuat serta likuiditas yang memadai.

“Profil risiko yang terjaga sehingga diharapkan mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers Hasil RDK Bulanan Desember 2023, Selasa (9/1).

Dalam kesempatan itu, Mahendra mengungkapkan bahwa indikator perekonomian global menunjukan moderasi ataupun perlambatan pertumbuhan di beberapa negara, khususnya di negara Uni Eropa dan Tiongkok. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut mendorong inflasi turun mendekati target inflasi, sehingga memberikan ruang bagi Bank Central untuk lebih akomodatif.

“Di Amerika Serikat The Fed mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps di tahun 2024, dengan pasar menilai ekonomi AS masih cukup resilien dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi,” jelasnya.

Namun demikian lanjut Mahendra, pasar juga mencermati perkembangan geopolitik ke depan seperti eskalasi ketegangan di laut merah imbas dari konfik Palestina dan Israel. Serta, penyelenggaraan pemilihan umum yang mencakup 50% populasi dunia termausk AS, Uni Eropa, India, Taiwan, dan Indonesia.

Secara umum sentiment di pasar keuangan global cenderung positif pada Desember 2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga fed fun fed dan narasi soft-landing di AS. Sehingga, mendorong kembalinya aliran dana masuk ke emerging market dan penguatan pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan di Indonesia.

Di sisi lain, volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun. Di Indonesia sendiri leading indicators perekonomian nasional positif.

Hal tersebut tercermin oleh neraca perdagangann yang surpuls dan PMI yang masih ekpansif. Hingga tingkat inflasi yang juga terjaga rendah di level 2,61 yoy dibandingkan pada November 2,28%.

“Namun begitu masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik ke depan, seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen serta melandainya penjualan ritel dan kendaraan bermotor,” imbuhnya.

28