Home Kebencanaan Elita Budiarti Bantu Korban Longsor Subang dan Gempa Bumi Sumedang

Elita Budiarti Bantu Korban Longsor Subang dan Gempa Bumi Sumedang

Subang, Gatra.com - Pimpinan DPRD Kabupaten Subang, Elita Budiarti, datang langsung meninjau lokasi musibah tanah longsor di Cipondok, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang terjadi pada Minggu (7/1) lalu.

Dalam kesempatan itu, Elita yang juga merupakan Ketua DPD Partai Golkar Subang didampingi beberapa relawan dari Partai Golkar dan Komunitas Peduli Subang yang datang meninjau langsung ke lokasi kejadian pada Senin (8/1).

“Bantuan yang diberikan dapat membantu meringankan beban semoga membawa berkah dan kebahagiaan bagi masyarakat yang membutuhkan, dan bagi warga Kabupaten Subang mohon doanya agar saudara-saudara kita di Cipondok diberi kekuatan, keikhlasan, dan kesabaran,” ujar Elita dalam keterangan tertulis Rabu (10/1).

Kepedulian untuk meringankan beban warga yang tertimpa bencana tanah longsor tersebut berwujud ratusan nasi bungkus, air meineral, mie instan, kue atau makanan ringan, dan roti.

Karena menuju ke lokasi sangat sulit, pengiriman bantuan tersebut dibantu oleh kendaraan khusus BPBD Subang. Jumlah pengungsi saat itu mencapai ratusan, tetapi kini berkurang dan tinggal 49 orang warga Cipondok.

Merujuk pada keterangan BPBD Subang, korban berjumlah 12 orang. Rinciannya, 2 orang meninggal dunia, dan 10 orang mengalami luka luka. “Allhamdulillah yang luka-luka sudah mulai bisa pulang di Puskesmas Kasomalang,” ucap Elita.

Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Sabtu (6/1), Elita beserta relawan juga mendatangi warga yang terkena gempa bumi di Kampung Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

“Alhamdulillah dengan sedikit bantuan yang dibawa dapat membahagiakan di tengah kesedihan mereka, dan mendoakan semoga warga kuat menghadapi cobaan serta Sumedang cepat pulih kembali,” ujar Elita.

Pemkab Sumedang mencatat ada 10 titik pengungsian warga pascagempa Sumedang. Mereka tinggal di tenda darurat ada yang siang malam atau saat malam saja dengan alasan takut terjadi gempa susulan. Satu titik paling besar ada di Babakan Hurip. Para pengungsi itu tercatat ada di empat kecamatan dengan jumlah 505 KK dengan total 1.603 jiwa.

42