Home Kesehatan Temuan Baru! DNA Korban Ledakan Bom Bisa Didapat Lewat Jaringan Lemak

Temuan Baru! DNA Korban Ledakan Bom Bisa Didapat Lewat Jaringan Lemak

Jakarta, Gatra.com - Universitas Indonesia mengadakan Ujian Terbuka Promosi Doktor AKP dr. Leonardo dengan judul disertasi “Pengaruh Ledakan Bom High Explosive Terhadap Sampel Jaringan Lemak untuk Pemeriksaan DNA Forensik. Kajian Terhadap Sampel Ekstrim dan Minimal Tepat pada Pusat Ledakan” di Gedung IMERI FKUI, Jakarta pada Kamis (11/1).

Leonardo berhasil meraih gelar Doktor berpredikat Cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,9. Hasil penelitiannya itu nyaris mendapat predikat Summa Cumlaude.

Dalam disertasinya Leonardo menyampaikan bahwa Indonesia adalah laboratorium bencana. Di mana salah satu bencana yang sulit ditangani dan sulit dipecahkan adalah terorisme yang merupakan hasil dari ulah tingkah laku manusia.

"Penumpasan terhadap teroris kerap kali menjadi masalah yang sulit bagi aparat penegak hukum di mana jaringan teroris hampir sulit ditemukan karena mereka bermetamorfosis dan bersembunyi," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa salah satu cara serangan yang dilakukan oleh teroris adalah dengan melakukan bom bunuh diri. Dengan begitu, pelaku sekaligus korban akan hancur bersama sehingga aparat penegak hukum kesulitan dalam menemukan identitas dan jaringan terorisnya.

Sejauh ini bomb signature menjadi modalitas utama dengan cara mengenali pola-pola dan bahan peledak yang digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu. Dari 54 kasus terorisme selama tahun 2001-2019 dilaporkan bahwa 22 di antaranya merupakan kasus bom bunuh diri.

Dalam prinsip ilmu kedokteran ada banyak metode dalam melakuakan identifikasi untuk menemukan identitas seseorang. Pada penelitiannya, Leonardo menyebut identifikasi personal dari sisi kedokteran dengan DNA forensik. Diharapkan, melalui pendekatan ini ada sumbangsih dari ilmu kedokteran dalam penumpasan aksi teroris yang terjadi di Indonesia maupun di dunia.

Pada kasus bunuh diri, pelaku sekaligus korban akan terfragmentasi menjadi bagian-bagian kecil dan tersebar di TKP. Penemuan Sampel seringkali tidak ideal untuk pemeriksaan DNA karena terbatasnya jumlah sampel.

Adapun sampel DNA yang digunakan untuk pemeriksaan adalah darah, otot, tulang, dan gigi. Jaringan itu menjadi prioritas utama bahan pemeriksaan yang diyakini banyak mengandung DNA.

Sayangnya, di TKP lebih banyak ditemukan jaringan lemak yang pada kenyataannya dianggap bukan sebagai bahan pemeriksaan. Kondisi ini yang membuat Leonardo tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam pada proses preservasi dan ekstraksi sampel jaringan lemak untuk menghasilkan profil DNA.

Hipotesis penelitian yang dilakukan oleh Leonardo memberikan jawaban dan penemuan baru dalam kacamata ilmu kedokteran. Sampel jaringan lemak yang terkena ledakan bom berkekuatan tinggi mengandung DNA yang cukup ideal untuk dilakukan pemeriksaan forensik. Sampel ini juga menghasilkan typing DNA berupa STR yang baik.

Penelitian ini memberikan gambaran baru mengenai pemilihan sampel DNA preservasi serta metode ekstraksi DNA untuk dapat digunakan sebagai alternatif metode identifikasi Forensik di masa yang akan datang. Hasil akhir yang diperoleh atas penelitian Leonardo adalah ledakan bom tampaknya tidak mempengaruhi kemurnian integritas dan kualitas DNA. Malahan, jaringan yang terpapar ledakan cenderung memiliki hasil typing DNA yang lebih akurat.

 

Reporter: Makhmudah Amalia Syafitri

130