Home Pemilu 2024 Indef: Pasar Modal Syariah Belum jadi Perhatian 3 Capres di Pemilu 2024

Indef: Pasar Modal Syariah Belum jadi Perhatian 3 Capres di Pemilu 2024

Jakarta, Gatra.com - Lembaga riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan bahwa, pasar modal syariah belum menjadi perhatian dari 3 pasang calon (paslon) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di pemilihan umum 2024 mendatang.

Kepala Program Ekonomi Syariah INDEF, Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan, hal terebut terlihat dari dokumen visi dan misi masing-masing paslon. Bahkan menurutnya, dalam dokumen tersebut penyebutan kata “syariah” sangat sedikit dan kata “sukuk” yang merupakan salah satu produk dari ekonomi syariah bahkan tidak ada.

“Kalau dilihat dari dokumen visi, misi penyebutan kata ekonomi syariah sangat sedikit, paling banyak didokumen pak Anis paslon nomor 01,” kata Fauziah dalam acara diskusi bertajuk Visi Capres dan Evaluasi Ekonomi Syariah di Indonesia pada Jumat (12/1).

Menurut Paparan Fauziah, dalam dokumen visi dan misi masing-masing paslon, penyebutan kata “syariah” paling banyak di dokumen paslon nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yaitu sebanyak 8 kali. Kemudian disusul oleh paslon 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebanyak 5 kali dan paslon 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebanyak 5 kali.

“Kata Sukuk itu hanya muncul di dokumen Pak Anies dan Cak Imin, kemudian produk ekonomi syariah lainnya tidak disebutka dalam dokumen,” jelasnya.

“Walaupun banyak penyebutan ini, kita perlu pantau seberapa tinggi prioritasnya setelah terpilih, dan seberapa tinggi prioritas ekonomi syariah di penyusunan kebijakan mereka nantinya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fauziah juga mengatakan bahwa, kalau dilihat dari hasil debat dan diskusi dari para paslon dan tim sukses masing-masing, ketiga paslon tersebut lebih fokus di perbankan syariah, industri halal dan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf. Menurunya belum ada dari masing-masing paslon yang fokus kepada pasar modal syariah.

Padahal kata Fauziah, pasar modal syariah sangat dominan di Nasional dibanding dengan perbankan syariah dan IKNB Syariah. Lebih rinci, total aset pasar modal syariah tercatat mencapai Rp1.427,46 triliun pada 2022 lalu, atau setara 60% dari total aset keuangan syariah (RHS) Nasional.

Sedangkan, total aset dari produk ekonomi syariah lainnya yaitu Perbankan syariah tercatat sebesar Rp802,26 triliun dan IKNB syariah mencapai Rp146,12 triliun pada 2022.

‘Di tingkat global pun Indonesia (pasar modal syariah) sangat dominan sekali. Kita nomor satu dalam ESG sukuk issuers, dalam sukuk secara umum, (Indonesia) juga top 3 issuance menyusul Mayalsia dan Arab Saudi,” jelasnya.

37