Home Politik Semua Paslon Hadir di PAKU Integritas KPK, Kelakar Nawawi: Inilah Bedanya Undangan dan Panggilan

Semua Paslon Hadir di PAKU Integritas KPK, Kelakar Nawawi: Inilah Bedanya Undangan dan Panggilan

Jakarta, Gatra.com - Plt Ketua KPK, Nawawi Pomolango mengapresiasi ketiga pasangan Capres- Cawapres yang hadir lengkap dalam acara Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas). 

Nawawi sempat menyinggung sejumlah pihak akan hadir jika itu bentuknya undangan dari pimpinan KPK, namun kadangkala tidak hadir jika “dipanggil KPK” untuk diperiksa penyidik dalam beberapa kasus.

“(Terima kasih) tiga pasangan telah bersedia hadir atas undangan ini. Meskipun, sebenarnya namanya undangan bisa hadir atau gak hadir gitu. Mungkin ini bedanya undangan dan “panggilan” (penyidik) gitu,” kata Nawawi berkelakar memberikan sambutan dalam acara yang diadakan di Gedung Juang KPK, Jakarta, Rabu (17/1).

Kendati itu hanya sekadar candaan semata. Namun, ia kembali mengingatkan fenomena beberapa pihak yang memang kadang enggan hadir jika dipanggil penyidik KPK. Nawawi pun tidak menyebutkan siapa yang ia maksudkan itu.

Nawawi menegaskan, acara PAKU Integritas bukanlah program baru. Acara ini merupakan bagian dari program pendidikan KPK kepada sejumlah pejabat negara. Mulai dari bupati, walikota, gubernur, pejabat eselon 1 dari berbagai kementerian, hingga menteri.

“Jadi, dengan ini kami ingin menyampaikan bahwa giat pada malam hari ini bukanlah giat dadakan, atau giat ikut-ikutan atau istilah trendnya barangkali numpang tenar,” kata Nawawi.

Nawawi menyampaikan, korupsi mengancam cita-cita negara untuk memakmurkan dan mensejahterakan rakyat. Pemberantasan korupsi saat ini dinilai stagnan bahkan mengalami penurunan.

“Di lapangan, kami masih menemukan di seluruh Indonesia maraknya praktek pemberian komisi atas proyek-proyek pembangunan, praktek suap pada proses perizinan, pengaturan proses pengadaan barang dan jasa, bahkan dimulai sejak proses perencanaan hingga jual beli jabatan,” tegas Nawawi.

Kepada ketiga paslon, Nawawi menyebut, pemberantasan korupsi di Indonesia hingga saat ini masih belum optimal. Kasus-kasus ditemukan di berbagai sektor, mulai dari pertambangan hingga pemerasan jatah proyek yang sering diadukan masyarakat.

33

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR