Home Pemilu 2024 Sama-sama Videotron, Mengapa Anies Melenting, Prabowo Kebanting

Sama-sama Videotron, Mengapa Anies Melenting, Prabowo Kebanting

Jakarta, Gatra.com- Ismail 'Drone Emprit' Fahmi kembali mengeluarkan analisis terkait pemasangan videotron Anies bareng dengan Prabowo, 18/1. Kedua videotron tayang bareng 15/1. Videotron kreatif dari Prabowo-Gibran di Chaze Plaza, jalan Sudirman Jakarta Pusat, yang dishare oleh beberapa akun di X.

Demikian juga dengan videotron Anies, di Bekasi dan Jakarta yang dishare di X tangkapan videonya. Pada tanggal yang sama, juga ada informasi bahwa videotron Anies diturunkan.

"Kita (kami) gunakan Google Trend untuk membandingkan pencarian atas "videotron anies" vs "videotron prabowo", dari periode 15 sd 18 Januari 2024 di Indonesia, khusus untuk pencarian di YouTube," kata Fahmi.

"Videotron anies" memiliki puncak ketertarikan yang signifikan pada awal periode, yaitu pada 15 Januari, dan kemudian trennya menurun seiring berjalannya waktu.

Puncak ketertarikan yang tinggi pada 15 Januari untuk "videotron anies" kemungkinan berkaitan dengan pengumuman penurunan iklan LED yang terkait dengan Anies Baswedan, yang dibagikan oleh akun Twitter Olppeami Project.

"Respon yang besar terhadap pengumuman tersebut, yang mencakup ribuan retweets dan likes, menunjukkan tingginya engagement dari masyarakat, yang sejalan dengan lonjakan pencarian yang terlihat pada grafik Google Trends," ungkapnya.

"Videotron prabowo", di sisi lain, memiliki tingkat ketertarikan yang relatif konstan dan sangat rendah selama periode yang sama, menunjukkan bahwa topik ini tidak memiliki perubahan signifikan dalam ketertarikan pencarian.

"Videotron anies" menunjukkan ketertarikan yang tinggi di beberapa subregion Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, Aceh, Sumatera Barat, Banten, dan Kepulauan Riau, yang terlihat dari warna biru yang lebih gelap pada peta dan panjang bar di samping nama region.

Untuk "videotron prabowo", ketertarikan terkonsentrasi di Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Namun, peta menunjukkan warna yang lebih terang dan bar yang lebih pendek, menandakan tingkat ketertarikan yang lebih rendah dibandingkan dengan "videotron anies".

Berdasarkan grafik Google Trends dan informasi tambahan dari Twitter, berikut rangkuman analisis untuk "videotron anies" dan "videotron prabowo", Fahmi berkesimpulan:

Puncak Ketertarikan untuk "Videotron Anies": Terdapat lonjakan pencarian yang signifikan pada tanggal 15 Januari yang berkaitan dengan penurunan iklan LED yang mendukung Anies Baswedan. Hal ini menunjukkan adanya respons kuat dari masyarakat terhadap kejadian tersebut, yang tercermin dalam aktivitas media sosial yang tinggi, termasuk ribuan retweets dan likes pada pengumuman dari akun Twitter Olppeami Project.

Penggunaan tagar seperti #SpotAbahAnies dan #PahitManiesAlwaysWithAnies, serta dialog antara akun tersebut dan pengikutnya, mengindikasikan adanya gerakan sosial yang terorganisir dengan pendukung yang emosional dan aktif. Ini bisa menjelaskan mengapa ketertarikan terhadap "videotron anies" menonjol di beberapa subregion di Indonesia.

Data menunjukkan adanya distribusi geografis yang spesifik dalam ketertarikan pencarian untuk "videotron anies", menandakan bahwa beberapa wilayah memiliki basis dukungan yang lebih kuat atau terpengaruh lebih besar oleh kampanye atau gerakan terkait Anies Baswedan.

Ketertarikan Rendah untuk "Videotron Prabowo": Tidak adanya fluktuasi yang signifikan dalam pencarian "videotron prabowo" menunjukkan bahwa tidak ada peristiwa atau kejadian khusus yang menarik perhatian publik dalam periode yang sama, atau tidak ada gerakan sosial yang serupa yang terkait dengan Prabowo Subianto yang terjadi secara online.

"Ketertarikan yang tinggi dan dinamika aktivitas online terkait "videotron anies" mungkin merupakan refleksi dari isu-isu politik atau sosial yang sedang berlangsung, yang tidak terlihat dalam konteks "videotron prabowo". Perbedaan ini menggarisbawahi bagaimana peristiwa tertentu dapat memengaruhi tingkat ketertarikan dan aktivitas pencarian online di Indonesia," simpul Ismail Fahmi.

616