Siak, Gatra.com - Pria 46 tahun ini mengeluhkan sikap KPU Siak, lantaran upah jasa lipat kertas surat suara Pemilu 2024 belum dibayar.

Padahal, pria yang enggan disebutkan namanya ini sudah 14 hari melipat kertas surat suara, dengan ratusan orang lainnya di Gor Siak Sport Hall, Kota Siak Sri Indrapura.

"Total pekerja lipat kertas surat (sortir lipat/sorlip)  sebanyak 250 orang. Semuanya warga Siak. Pelipatan sudah selesai dikerjakan dalam waktu satu minggu. Tapi upah tak kunjung dibayarkan," kata pria itu saat bincang-bincang dengan Gatra.com dam awak media lainnya, Rabu (24/1).

Bahkan, yang lebih miris lagi, hingga pelipatan selesai dilakukan, pihak KPU Siak tidak menyampaikan kapan upah pekerja akan dibayarkan.

"Kalau di hitung-hitung, sudah 14 hari ini tidak ada kejelasan dari pihak KPU Siak. Tadi kami sudah berkumpul dengan beberapa pekerja. Kita mau demo ke Kantor KPU Siak terkait upah yang tak kunjung dibayar," terangnya.

Terpisah, Sekretaris KPU Siak, Oktaviyanus menyampaikan bahwa proses pembayaran upah pekerja lipat kertas surat suara ada tahapan. Ia menyebut, ada proses yang harus dilalui dan tidak bisa langsung dibayarkan.

"Ada beberapa tahapan yang mesti dikerjakan, seperti pemeriksaan dan penghitungan ulang hasil pelipatan. Tapi, jika tidak ada halangan, besok kita agendakan untuk pembayaran upah itu," katanya.

Untuk diketahui, pekerja melipat surat suara Pemilu 2024 memperoleh honor dari KPU Rp200 per lembar bagi surat suara pemilihan presiden dan wakil presiden.

Sementara untuk DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten, diberi honor Rp275 per lembar.

Jumlah surat suara yang dilakukan penyortiran dan pelipatan sebanyak 1.664.900 lembar dengan rincian, surat suara Pilpres 332.980 lembar, surat suara DPR 332.980 lembar, surat suara DPD  332.980 lembar, surat suara DPRD provinsi 332.980 lembar dan surat suara DPRD kabupaten 332.980 lembar.