Home Regional Diancam Akan Dibunuh, Pemuda Asal Nganjuk Gantung Diri di Mushala

Diancam Akan Dibunuh, Pemuda Asal Nganjuk Gantung Diri di Mushala

Lombok Barat, Gatra.com- Febri Aldiansyah, 23 tahun, pemuda asal Desa Gebang Kerep, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ditemukan meninggal akibat gantung diri di Musala Raudatul Janah di Dusun Labuapi, Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Minggu (28/1) sekitar pukul 12.00 WITA.

Kronologis kejadiannya sebagaimana dijelaskan Kapolsek Labuapi, IPTU Baejuli, Senin (29/1) menjelaskan, awalnya korban datang bertanya ke warga Siti Nur Komalasari di Desa Labuapi, Minggu (28/1) sekitar pukul 11.30 WITA.

“Febri menanyakan rumah seorang Ustaz. Febri menceritakan di hadapan Siti Nur Komalasari bahwa dirinya sudah tidak diperhatikan oleh keluarganya dan mau dibunuh sambil menunjukkan KTP-nya dari Jawa Timur. Kemudian oleh anak-anak yang bermain di sekitar lokasi diantar ke rumah Ustaz Sarifudin, 50 tahun,” tutur Kapolsek.

Selanjutnya kata Kapolsek, oleh istri Ustaz Sarifudin memberitahukan jika suaminya sedang keluar ada undangan, sehingga orang tersebut mengatakan ingin istirahat. Febri bercerita kalau dia ada maslalah akan dibunuh oleh keluarganya. Kemudian ia pamitan dan pergi.

Beberapa saat kemudian, Ustaz Sarifudin datang. Ia lantas diceritakan oleh istrinya bahwa tadi ada yang mencari dan mau istirahat.Istrinya mengaku tidak mengenal orang tersebut, sehingga Ustaz Sarifudin mencari dan ada yang melihat menunju ke mushala.

“Sesampai di musala, Ustaz Sarifudin kaget melihat ada orang yang sudah tergeletak di depan mimbar imam dan terlilit kabel. Selanjutnya Ustaz Sarifudin memberitahukan Kades Labuapi bahwa di musala ada orang meninggal. Kemudian Kades menghubungi Kapolsek Labuapi,” kata Kapolsek.

Kapolsek menambahkan, setelah menerima laporan tersebut pihaknya langsung datang melakukan olah TKP bersama piket unit Identifikasi Polres Lombok Barat.

“Setelah melakukan olah TKP, sesuai hasil koordinasi awalnya mayat tersebut akan dibawa ke RS Bhayangkara, namun karena ada gangguan pada tempat penyimpanan mayat sehingga dibawa ke RSU Kota Mataram untuk kepentingan proses berikutnya,” kata IPTU Baejuli.

168