Home Ekonomi Director Suvarna Sutera: Klaster Agra Sasar Generasi Milenial

Director Suvarna Sutera: Klaster Agra Sasar Generasi Milenial

Alam Sutera, Gatra.com – Marketing & Sales Director Suvarna Sutera, Henny Meyliana, mengatakan, pihaknya membidik generasi milenial sebagai target penjualan Kluster Agra bagian dari Suvarna Sutera.

“Target market kami generasi milenial, jadi concern pembeli kami adalah usia 25–34 tahun atau 30% di 35–44 tahun,” kata Henny dalam peluncuran Klaster Agra di Mall @ Alam Sutera, Tangerang Selatan, Selasa (27/2).

Ia menjelaskan, karena target marketnya generasi milenial maka pihaknya menghadirkan hunian berkonsep yang sesuai dengan keinginan mereka, yakni rumah modern-minimalis dengan layout multifungsi.

Menurutnya, konsep tersebut mengakomodasi berbagai kebutuhan penghuninya, mulai dari rancangan ruangan terbuka yang memiliki sirkulasi udara yang baik hingga memaksimalkan pencahayaan alami.

Generasi milenial juga, lanjut dia, ditengarai menyukai hunian dengan sentuhan-sentuhan warna-warna alam. “Makanya warna-warna yang kami siapkan adalah warna alam, cokelat, abu-abu, krem, dan putih,” ujarnya.

Kaum milenial juga sangat menyukai hunian yang dilengkapi berbagai fitur rumah pintar, seperti pemanas air bertenaga surya, smart door lock, CCTV, dan jaringan fiber optik.

Ia menjelaskan, terinspirasi dari bahasa Sansekerta yang berarti puncak atau puncak tertinggi, Klaster Agar merupakan cerminan dari kualitas dan keunggulan dari fasilitas yang dihadirkan.

“Guna memenuhi kebutuhan milenial bahkan Gen Z akan properti, Klaster Agra kami hadirkan dengan harga perdana dari Rp1,3 miliar atau cicilan DP hanya Rp6,3 jutaan per bulan,” kata Henny.

Sedangkan untuk menjaga kualitas udara, lanjut Henny, pihaknya menyediakan lahan terbuka hijau sekitar 40–45% dari total kawasan. Adapun Kluster Agra merupakan Kluster pertama dalam Superklaster Cemara yang dikembangkan di atas lahan 9,1 hektare dengan nilai pengembangan Rp765 miliar.

“Kita commit sama regulasi pemerintah yaitu 60% area yang kita jual, 40% pasus, pasum, taman, dan lain-lain. Kita lebih besar dari 40, kita 45% dan untuk lumbung-lumbung hijau yang menjadi untuk regenerasi oksigen. Inilah kewajiban kami,” katanya.

Adapun target penjualannya, kata dia, tahap pertama sebanyak 313 unit. “Tentunya kami akan bertahap dari 79 unit pertama dan tipenya untuk menjaga kualitas pembangunan,” ujarnya.

Sedangkan untuk menjaga lingkungan dan menyelesaikan dengan target market Suvana Sutera, khususnya Klaster Agra, kata Henny, pihaknya menggandeng arsitek ternama Indonesia, Yori Antar dari Han Awal & Partners Architects yang mempunyai pengalaman selama 30 tahun.

Yori menyampaikan, pihaknya mengambil konsep dan inspirasi dari rumah tradisional di Nusantara. Ia sempat berkeliling mulai dari pelosok Indonesia di Aceh hingga Papua. Ini dilakukan untuk memperdalam apa narasi arsitektur orang Indonesia.

“Kami menemukan bahwa manusia Indonesia itu sejatinya memang manusia outdoor,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, masyarakat adat menggunakan rumah adatnya sebagai tempat istrihat. Mereka lebih banyak beraktivitas di luar rumah atau outdoor.

“Intinya mereka aktivitas sehari-hari banyak di luar. Artinya tingkat sosialnya tinggi dan gotong royongnya tinggi,” kata dia.

Antar menyampaikan, untuk itu pihaknya merancang desain rumah yang bisa membuat bonding bagi semua keluarga. “Sama seperti rumah tradisional yang mereka buat itu saya lihat mereka selalu bonding, baik keluarga dan tetangga,” katanya.

Menurut Antar, kekuatan itu ada di ruang keluarga dan semua ruangan dirancang secair mungkin. “Dapur nyatu sama ruang makan. Jadi kalau ibunya masak bisa ngobrol, bisa nonton tv, jadi kehidupan interaksi sosial dalam keluarga itu,” katanya.

Selanjutnya, ujar dia, menerapkan kaidah-kaidah tropis karena Indonesia negara 2 musim. “Jadi bagaimana cahanya basa masuk dan membuat rumah kita terang, udara juga bisa kita buka sehingga terjadi cross ventilasi di dalam rumah,” katanya.

Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi), Vemby Intan, menyampaikan, permintan hunian atau rumah di wilayah Banten, termasuk Tangerang Selatan terus meningkat setiap tahunnya.

“Peningkatan cukup banyak sekali kalau dihitung dari penjualan tahun sebelumnya, itu lebih dari Rp10–15 triliun dalam satu tahun. Jadi perkembangannya sangat masif sekali, angkanya masih sangat besar,” katanya.

67