Home Kesehatan Menkes Soroti Konsumsi Minuman Manis dalam Kemasan RI Tembus Rp90 Triliun per Tahun

Menkes Soroti Konsumsi Minuman Manis dalam Kemasan RI Tembus Rp90 Triliun per Tahun

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Kesehatan menyoroti perilaku konsumsi Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) masyarakat Indonesia. Pasalnya, Indonesia menempati urutan kelima besar dengan kasus diabetes tertinggi di dunia setelah Cina, India, Pakistan dan Amerika pada 2021.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono megatakan bahwa, saat ini angka pengidap diabetes di Indonesia telah mencapai 19,5 juta penduduk. Kemudian diprediksi akan naik menjadi 28,5 juta penduduk yang terkena diabetes pada 2045.

“Salah satu penyebabnya adalah komsumsi minuman manis dikemasan, yang telah terbukti meningkatan berbagai resiko penyakit seperti diabetes, hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya,” kata Dante dalam acara bertajuk Diseminasi Riset Dampak Cukai MBDK terhadap Beban Diabetes Tipe 2 di Indonesia pada Kamis (7/3).

Dalam kesempatan itu Dante mengungkapkan bahwa, tingkat konsumsi MBDK di masyarakat Indonesia terus meningkat. Hal tersebut tercermin dalam data Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang menunjukan bahwa rumah tangga di Indonesia mengeluarkan Rp90 triliun untuk MBDK pada 2022. Angkanya meningkat hingga 19% dari estimasi belanja nasional MBDK pada 2017.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut. Dante menilai bahwa penerapan cukai MBDK menjadi salah satu strategi yang efektif untuk menekan kasus penyakit tidak menular salah satunya yakni diabetes dan beban biaya kesehatan.

“Meningkatnya kontribusi dan peningkatan beban kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular dan mempertimangkan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh penyakit MBDK tersebut menjadi langkah penting yang perlu dilakukan oleh karena itu rekomendasi kebijakan cukai MBDK menjadi salah satu strategi yang efektif,” imbuhnya.

Ia juga berharap bahwa, penerapan kebijakan cukai MBDK yang direncanakan akan diterapkan pada 2024 ini agar segera dapat ditindak lanjuti dengan komitmen dari berbagai sektor dan mitra.

“Menurunkan konsumsi MBDK diharapkan membawa perubahan yang posiif dalam terhadap kesetan masyarakat dalam jangka panjang,” pungkasnya.

137