Home Kesehatan Begini Cerita Tim Pendamping Keluarga Hadapi Tantangan Stunting di Masyarakat

Begini Cerita Tim Pendamping Keluarga Hadapi Tantangan Stunting di Masyarakat

Yogyakarta, Gatra.com - Upaya penghentasan stunting menjadi gerak bersama masyarakat. Mulai dari pendampingan, penyuluhan, dan sosialisasi dilakukan perihal pentingnya menjaga asupan gizi anak. Meski begitu, tantangan atas upaya tersebut pun tak dapat dipungkiri mengiringi.

Kader keluarga berencana (KB) yang juga tim TPK Kota Yogyakarta, Patricia Sri Maryanti bercerita tentang upaya pengentasan stunting yang dilakukan di Kelurahan Pringgokusuman, Gedong Tengen, Yogyakarta.

Menurut Patricia, orientasi penurunan stunting yang digagas pemerintah sejatinya menjadi langkah baik. Jika secara gotong royong upaya itu dilakukan bersama masyarakat, maka cita-cita pengentasan stunting bisa menjadi upaya yang mampu dicapai.

Hanya mendampingi masyarakat bukan sebuah tantangan mudah. Ia mengatakan, rata-rata masalah pola pengasuhan orang tua memberi sumbangsih besar pada perhatian gizi anak.

“Jadi, kebanyakan di wilayah kami itu banyak anak yang diasuh oleh kakek dan nenek mereka. Dimana yang kami temukan dalam mengasuh cucunya, mereka biasanya yang penting anaknya meneng,” kata Patricia saat ditemui dalam acara BKKBN bertajuk Strategi Indonesia Turunkan Stunting di Yogyakarta, Jumat (8/3)

Sejatinya, sambung Patricia, upaya penyuluhan tentang gizi anak pun sudah dilakukan dengan menggandeng pakar gizi dari puskesmas. Hanya saja, tanpa pemahaman lebih dari orang tua maupun pengasuh anak, maka upaya pemberian makanan sesuai gizi pun biasanya akan diabaikan.

“Setiap anaknya menolak makan yang gizinya sudah disusun, orang tua maupun nenek dan kakek anak ini akhirnya tetap diberikan makanan yang tidak sesuai gizi,” tutur dia.

Atas dasar itu, penumbuhan pemahaman justru menjadi penting bagi orang tua. Anggota tim PKK lainnya, Swasti Prana Wijayawati Santoso, mengatakan banyak fenomena dimana luputnya pengasuhan orang tua dikarenakan pemahaman yang masih rendah tentang gizi anak.

“Kesiapan orang tua ini mesti disampaikan. Orang tua harus siap secara mental, emosional, dan finansial,” jelas dia.

Terakhir, Patricia juga menambahkan bahwa harapan untuk Indonesia bisa bebas stunting cukup besar di Indonesia. Tantangan besarnya, tentu untuk terus berupaya melakukan pendampingan, kunjungan dan intervensi stunting.

“Karena upaya yang dilakukan selama ini sudah sangat bagus. Kita harus tingkatkan pendekatan dan fasilitasi agar pemahaman pun bisa ditumbuhkan,” paparnya.

23