Home Lingkungan KINETIK Diluncurkan, Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia

KINETIK Diluncurkan, Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Steve Scott, secara resmi meluncurkan KINETIK, Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia, pada Kamis 14 Maret 2024.

Kemitraan yang pertama kali diumumkan oleh Perdana Menteri Albanese dan Presiden Jokowi ini merupakan inisiatif iklim dan energi Australia yang utama di Indonesia.

“Dengan nilai 200 juta dolar Australia, KINETIK akan memperdalam kerja sama bilateral untuk mengurangi emisi dan mendorong sistem energi dan industri untuk mempercepat transisi menuju nol emisi karbon,” ujar Kuasa Usaha Australia, Scott.

Nama KINETIK, atau Kemitraan untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, mencerminkan momentum bersama Australia dan Indonesia menuju masa depan energi bersih.

KINETIK akan berfokus pada tiga pilar yang saling memperkuat. Pertama, akan mendorong peningkatan investasi dalam transisi energi dengan mendukung reformasi kebijakan dan regulasi yang dijalankan Indonesia.

Kedua, Kemitraan ini akan membuka akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah yang berfokus pada iklim melalui Australian Development Investments, dan memberikan insentif bagi investasi pada proyek-proyek infrastruktur hijau berskala besar.

Selain itu, KINETIK juga akan mendorong transisi energi yang setara di mana perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat terpinggirkan dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari peralihan menuju nol emisi karbon.

Inisiatif awal di bawah KINETIK termasuk kursus singkat Australia Awards untuk mendukung pengembangan keterampilan di berbagai bidang seperti sistem keuangan berkelanjutan dan peningkatan akses energi terbarukan untuk masyarakat terpencil.

Kemitraan ini melengkapi Nota Kesepahaman (MoU) baru-baru ini di bidang kerja sama kendaraan listrik dan MoU antara Perusahaan Listrik Negara dan Export Finance Australia untuk mengembangkan fasilitas pembiayaan modal senilai 200 juta dolar Amerika untuk mendukung transisi energi di Indonesia.

267