Home Kebencanaan BNPB Modifikasi Cuaca Tanggulangi Bencana Hidrometeorologi Basah di Jateng

BNPB Modifikasi Cuaca Tanggulangi Bencana Hidrometeorologi Basah di Jateng

Jakarta, Gatra.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama beberapa lembaga melakukan modifikasi cuaca untuk menanggulangi bencana hidrometeorologi basah di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian utara.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan pers pada Sabtu (16/3), menyampaikan, BNBP melakukan modifikasi cuaca bersama BMKG, BRIN, TNI AU, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Ia menjelaskan, pihaknya bersama beberapa lembaga di atas melakukan modifikasi cuaca dengan melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mulai Sabtu (16/3) sampai dengan Rabu (20/3).

TMC merupakan bentuk ikhtiar bersama dalam penanggulangan bencana hidrometeorologi basah di wilayah tersebut. Pada operasi TMC hari pertama ini telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie penerbangan.

Pada tiap sortie, tim menyemai bahan Natrium Klorida (NaCl) sebanyak satu ton menggunakan pesawat jenis Cesna Grand Carravan berlogo BNPB dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani Semarang. Sehingga total bahan semai untuk operasi TMC hari pertama ini adalah tiga ton.

Adapun sortie pertama dan kedua, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Eggy ini mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jateng pada ketinggian jelajah 8.000–12.000 kaki.

Petugas menyiapkan Natrium Klorida (NaCl) untuk menanggulangi bencana hidrometeorologi basah di Jateng. (GATRA/Dok. BNPB)

Sedangkan sortie ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Pekalongan pada ketinggian jelajah 8.000–12.000 kaki.

Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi

Menurut rilis yang disiarkan oleh Kantor Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas sedang–lebat dan disertai petir serta angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Jateng hingga Senin (18/3).

Sebelumnya, cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah kabupaten/kota di sepanjang Pantai Utara bagian tengah dan telah memicu terjadinya rentetan kejadian bencana, seperti banjir, banjir bandang, angin kencang, dan tanah longsor.

Selain cuaca ekstrem, BMKG juga menyatakan bahwa bencana tersebut turut dipengaruhi adanya gangguan dari atmosfer sejak Rabu (13/3), termasuk dampak tidak langsung dari kemunculan bibit siklon 91S, 94S dan 93P di Samudera Hindia wilayah selatan Indonesia.

Hasil monitoring yang dilakukan BPBD Provinsi Jateng, wilayah kabupaten/kota yang terdampak bencana hidrometeorologi basah meliputi Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Grobogan.

31