Jakarta, Gatra.com - Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) mendukung aturan Kementerian Ketenagkerjaan yang mewajibkan perusahaan angkutan online (Ojol) seperti Gojek dan Grab untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan kepada pengemudi ojol dan kurir logistik.

Adapun, aturan pemberian THR keagamaan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor M/2/HK.04/III/2024 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2024 Bagi Pekerja/Buruh Di Perusahaan.

Ketua SPAI, Lily Pujiati mengatakan, berkaca dari pengalaman tahun sebelumnya, pihaknya menolak jika perusahaan atau aplikator memberikan insentif lebaran sebagai pengganti THR keagamaan. Karena pengemudi wajib menjalankan pekerjaan untuk mendapatkan insentif tersebut.

“Hal itu jelas bukanlah THR. Selain itu seharusnya perusahaan memberikan hak bagi pengemudi untuk mendapatkan hari libur untuk berkumpul bersama keluarga dan saudara di Hari Raya Keagamaan,” kata Lily dalam keterangan resmi pada Rabu (20/3).

Menurut Lily, pemberian THR keagamaan memang wajib diberikan karena didasarkan pada status pengemudi yang termasuk ke dalam kategori pekerja waktu tertentu, PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu). “Seperti pernyataan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) dan Jaminan Sosial (Jamsos) Kemnaker Indah Anggoro Putri pada 18 Maret 2024,” jelasnya.

Lebih lanjut, Lily menjelaskan bahwa pemberian THR keagamaan ini harus dibayarkan secara penuh, dan tidak boleh dicicil serta diberikan paling lambat 7 hari sebelum Hari Raya IdulFitri.

Oleh sebab itu, untuk memastikan pemberian hal THR keagamaan tersebut, Lily menjelaskan bahwa akan membuka posko pengaduan dan pemantauan bersama komunitas dan serikat pekerja ojol dan kurir logistik. Dalam hal ini bisa diakses melalui nomor WhatsApp 081511982590 atau melalui alamat email: [email protected].