Home Ekonomi Kisah Sujana dan Kegigihan Merintis Usaha

Kisah Sujana dan Kegigihan Merintis Usaha

Jakarta,Gatra.Com-“Alhamdulillah, mungkin ini jalan yang Allah kasih buat saya,” ungkap Sujana. Merintis usaha bukan hal mudah baginya. Banyak liku-liku, suka duka sebelum akhirnya sampai pada di titik ini.

Ia merupakan agen BRILink yang awalnya melayani transaksi kecil-kecilan sampai bisa menambah usaha lain. Diawal merintis, ia mengaku terkendala modal, bahkan terus tergerus karena jalannya tidak mulis.

Perlahan, ia mendapat momentumnya ketika mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Dana yang ia dapat akhirnya menjadi jalan agar keluarganya bisa meningkatkan kualitas hidup. Tak hanya itu, bahkan memperluas usahanya membuka layanan isi ulang air minum kemasan gallon di kediamannya di bilangan Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur. Ia kini terdaftar sebagai nasabah BRI Cabang Otista, Jakarta Timur.

“Saya mulai sekitar 2015-2016, jadi agen BRILink awalnya dari pinjam, untuk wiraswasta. Begitu acc (disetujui), akhirnya saya jalan terus. Alhamdulillah berkembang,” ungkapnya kepada Gatra.

Saat awal menjadi agen BRILink, ia memiliki usaha kontrakan. Pinjaman KUR sebesar Rp100 juta saat itu ia gunakan untuk merenovasi kontrakan, dan modal agen BRILink. Dalam perjalannya, usaha kontrakan berjalan, agen BRILink pun lancar. Modal pinjaman KUR berhasil ia lunasi selam 3 tahun. Bahkan kini ia jug amengelola bisnis isi ulang air minum dengan bantuan dua karyawan untuk mengelolanya.

Karena cicilan pembayaran lancar, ia kerap menerima tawaran untuk meminjam kembali. Bahkan, dari berbagai Perusahaan leasing. Namun ia memilih belum menerimanya. Ia bersyukur dengan rumah yang ia tempati saat ini, karena dibeli dan diperbaiki dari hasil memutar modal awal pinjaman KUR tersebut.

“Dulu saya Cuma ngontrak, sampai akhirnya kebeli rumah ini,” ungkapnya.

Ia pun merasa usahanya bermanfaat ketika bisa membantu para pedagang yang tinggal di sekitar kediamannya dengan layanan jasa transfer, Tarik tunai sebagai agen BRILink. Pasalnya, banyak pendatang dari daerah dan memiliki usaha. Hasil usaha itu kemudian dikirim ke kampung halaman.

“Dulu kan kalau mau kirim uang ke kampung sulit. Sekarang lebih canggih. Walaupun ga punya rekening di kampung, disana ada agen (BRILink) juga,” jelasnya.

Meski sempat turun drastis karena pandemi Covid-19, ia terselamatkan dengan adanya proyek Pembangunan sejumlah infrastruktur di sekitarnya. Misalnya, Pembangunan jalan tol dan Gedung perpustakaan. Banyak sekali pekerja proyek yang memakai jasanya untuk Tarik tunai saat gajian di akhir pekan, atau transfer ke kampung halaman.

“Saya sampai kewalahan. Saya biasanya pegang Rp50 juta buat jasa transfer-tarik tunai. Saya sampai harus deposit di bank sekitar Rp20-25 juta saking besarnya mereka transfer, termasuk pedagang,” jelasnya. Walaupun profil pekerja banyak menjadi pekerja proyek, pedagang kasus, pedagang krupuk, sekali kirim mereka bisa mencapai Rp1 juta.

Sementara itu, Pimpinan Cabang BRI Otista, Muhammad Yogi Prayogi menyebut, sebagai bank rakyat pihaknya berupaya merangkul rakyat.

“BRI ini kan bank rakyat, kami harus dekat dengan rakyat,” ungkapnya saat di temui di kantornya pada Senin, 25 Maret 2024.

Menurutnya, BRI memberdayakan seluruh pelaku usaha. Baik UMKM, maupun nasabah yang menjadi agen BRILink. Berkontribusi memberdayakan pelaku usaha dari sisi permodalan. Bisa melalui KUR, Kupedes BRI, atau layanan transaksi.

Pihaknya berharap, ketika UMKM pada awal merintis belum bankable, bisa memanfaatkan layanan bank dengan baik. Disi lain, menambah kemampuan atau skilnya.

“Untuk umkm naik kelas itu bukan hanya modal, tapi juga skill,” tegasnya.

Sempat Pindah Kerja Hingga Ditipu

Jika mengingat perjalannya hidupnya, memang terbilang tidak mudah. Ia sempat berpindah-pindah kerjaan. Salah satunya, sebelum berwiraswasta pria lulusan D3 Administrasi Manajemen Keuangan dan Perbankan itu menjadi tenaga honor di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Lepas dari sana, ia sempat bekerja kembali di Perusahaan importir daging sapi, tenaga administrasi di sebuah koperasi, bahkan ditawari menjadi petugas pengawas pilkada dan pemilu. Namun, itu semua pada akhirnya ia tinggalkan dan lebih memilih berwiraswasta.

Sebagai agen BRILink, ia juga kerap mengalami pasang surut. Berkali-kali pernah menjadi korban penipuan karena keteledorannya. Ini terjadi di masa-masa awal menjadi agen BRILink.

“Saya ketipu karena teledor. Paling telak itu, penipuan dengan modus transaksi tapi belum terima uangnya. Si penipu mendesak ada transaksi tanpa terlebih dahulu memberikan uangnya,” ungkapnya.

Saat ini, ia kapok dan berupaya lebih disiplin lagi. Dihitung-hitung, kerugian akibat penipuan itu sama dengan keuntungannya selama satu tahun. Ia pun bisa dikatakan ‘kerja bakti’ selama setahun akibat kerugian itu.

“Setelah itu saya patokannya keamanan. Sebelum ada transfer atau ambil, uang saya pegang dulu,” katanya.

Kini, dengan pengalaman dan dukungan istri serta kedua putranya, ia merasa sudah cukup bahagia. Anaknya yang tertua kini sudah bekerja di sebuah Perusahaan multinasional. Sementara putra keduanya kelas 3 SMA, dan mendapat kesempatan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur undangan. Hikmah yang ia dapat jauh lebih besar dari kerugian yang ia rasakan.

“Ya ini, dengan modal 100 juta saya bisa bangun rumah senilai 800 juta, sekolah anak lancar. Itu Allah kasih jalan,” ucapnya.

Menegaskan Sebagai Bank Wong Cilik

Menjamurnya agen-agen BRILink di berbagai daerah menegaskan bahwa sebagai bank pelat merah hadir ditengah-tengah wong cilik. Transaksi agen BRILink tembus Rp1.427 triliun sepanjang 2023 lalu.

Sebagai perluasan layanan Perusahaan, BRILink memang menjalin kerjasama dengan nasabah sebagai agen untuk melayani transaksi perbankan. Menjembatani antara iklim digital dan konvensional dalam transaksi keuangan.

“Transaksi campuran digital dan konvensional ternyata cukup besar. Buktinya, transaksi lewat warung-warung itu jumlah nilainya mencapai Rp1.427 triliun,” kata Direktur Utama BRI Sunarso saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Rabu 20 Maret lalu.

Transaksi itu didapat dari agen BRILink yang mencapai 740,8 ribu warung yang tersebar di 75 ribu desa. Dengan transaksi sebear itu, Perusahaan mendapat keuntungan Rp1,5 triliun. Keuntungan di warung-warung, mencapai dua kali lipat.

68