Home Lingkungan KLHK: Emisi Karhutla Turun sampai 70%

KLHK: Emisi Karhutla Turun sampai 70%

Jakarta, Gatra.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendoryono, mengatakan, emisi akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) turun hingga 70,73%.

Bambang dalam keterangan pada Rabu (3/4), menyampaikan, angka penurunan sebesar 70,73% tersebut selama 4 tahun terakhir, yakni tahun 2019 hingga 2023.

Sesuai data, lanjut Bambang, emisi dari karhutla pada tahun 2019 tercatat 624.163.985 turun drastis menjadi 182.714.440 pada tahun 2023. Penurunan tersebut merupakan keberhasilan kolaborasi kementerian, lembaga serta berbagai pihak dalam pencegahan karhutla.

“Pengendalian karhutla harus kita lakukan dari kegiatan pencegahan, penanggulangan dalam hal ini pemadamannya, dan yang terakhir pemulihan atau pengelolaan landscape,” ujarnya.

Menurut Bambang, sinergisme sangat diperlukan, khususnya bagaimana semua pihak mengedepankan pentahelix yang selama ini mampu menyatukan semua dalam satu kolaborasi untuk sistem pengendalian karhutla.

Sinergisme tersebut melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah (Pemda), masyarakat, perguruan tinggi dan LSM dan pemegang izin atau korporasi.

Bambang menyampaikan, jika menggunakan baseline tahun 2015, maka 7 tahun terakhir luas karhutla di Indonesia juga turun signifikan 29,59% sampai dengan 94%. Adapun tahun 2023, total karhutla seluas 1.161.192,93 hektare.

Ia mengungkapkan, inovasi yang terus digencarkan KLHK untuk mencegah karhutla, di antaranya bekerja sama dengan Kementerian Kominikasi dan Informatika (Kominfo) dengan melaksanakan SMS Blast peringatan dini dan imbauan kepada masyarakat dilaksanakan di setiap daerah dengan kecendrungan peningkatan hotspot.

“Dengan ragam strategi yang tepat sasaran, mulai analisis iklim dan langkah strategis, pengendalian operasional dan pengelolaan landscape, maka pencegahan akan lebih maksimal,” ujarnya.

Bambang juga menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan antisipasi karhutla untuk tahun 2024, antara lain dengan memantau dan memutakhirkan data Informasi prakiraan iklim, cuaca, dan sistem peringkat bahaya kebakaran dari BMKG.

“Kami terus melakukan sosialisasi, kampanye, memasang rambu-rambu, sekaligus meningkatkan pengawasan dan cek lapangan terhadap indikasi kejadian karhutla,” kata Bambang.

55