Home Internasional Koalisi Musisi Sepakat Palestina-Israel Bukan Konflik, Melainkan Genosida

Koalisi Musisi Sepakat Palestina-Israel Bukan Konflik, Melainkan Genosida

Jakarta, Gatra.com – Sejumlah musisi yang tergabung dalam Koalisi Musisi untuk Gaza menghadiri aksi bela Palestina bertajuk “Stop Genosida Palestina” di depan Gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada Jumat (19/4/2024).

Sekelompok musisi tersebut kompak menyatakan bahwa yang terjadi antara Palestina dan Israel bukanlah sebuah konflik, melainkan praktik genosida yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina. Salah seorang musisi yang menyatakan demikian adalah vokalis The Brandals, Eka Annash.

“Ini genosida, lah. Itu sudah mencontreng semua karakteristik dari aksi pembasmian etnis dan ras suatu bangsa. Dan dia udah serampangan aja, udah ugal-ugalan,” ujar Eka kepada wartawan di lokasi aksi.

Lebih lanjut, Eka yang menjadi koordinator Koalisi Musisi untuk Gaza ini juga mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina sudah berlangsung beberapa dekade ke belakang. Namun, publik global baru menyadarinya sejak serangan retaliasi Israel yang tidak kunjung henti usai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

Eka pun menyayangkan minimnya aksi dari para pemimpin dunia. Oleh karena itu, ia merasa harus ada inisiatif dari warga sipil global, termasuk warga negara Indonesia, untuk bersuara mengenai derita rakyat Palestina. “Makanya kitalah sebagai manusia dan warga negara global yang harus menyuarakan lebih sering, lebih banyak, lebih intens,” katanya.

Selain Eka, musisi lain yang mengungkapkan ide serupa adalah Bella Fawzi. Penyanyi sekaligus aktris dan penyiar berita itu juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina merupakan praktik genosida, bukan konflik.

“Kalau aku sih dari video dan bahan-bahan literasi yang aku baca, kalau konflik itu kan harusnya kekuatan kedua belah pihak itu seimbang, tapi yang terjadi antara Palestina dan Israel, apakah seimbang? Enggak kan,” kata Bella kepada wartawan di lokasi aksi.

Ketidakseimbangan itu, kata Bella, tampak dari kekuatan militer dan ekonomi antara Palestina dan Israel. Palestina tidak memiliki pasukan militer resmi. Adapun Hamas masih tergolong sebagai milisi. Sementara Israel punya dukungan militer dan ekonomi dari negara adidaya seperti AS.

“Kalau kekuatannya tidak seimbang, itu bukan konflik, tapi genosida. Yang menggenosida adalah Israel. Yang digenosida, korbannya, adalah Palestina,” tegas salah satu penulis lagu Tanah Para Nabi itu.

Sang adik, Chiki Fawzi, juga mengatakan demikian. Menurutnya, selain praktik genosida, Israel juga melakukan perampasan tanah dan penjajahan. “Mereka tadinya enggak ada tempat, tapi diterima dengan kebaikan hati malah jadi ngelindes. Kalau menurut aku, yang terjadi di sana adalah penjajahan, dan genosida, pembunuhan massal,” ujarnya kepada Gatra.com.

Menurut Pasal II Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida yang dilansir dari laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), genosida didefinisikan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan dengan niat menghancurkan kelompok warga negara, etnis, ras, atau agama tertentu, baik secara sebagian atau keseluruhan.

Lebih spesifik lagi, Pasal II Konvensi tersebut menjelaskan bahwa tindakan yang dimaksud meliputi lima kategori tindakan. Pertama, membunuh anggota kelompok tertentu tersebut di atas. Kedua, menyebabkan kerusakan fisik dan mental anggota kelompok tertentu tersebut.

Ketiga, dengan sengaja menyebabkan kondisi hidup anggota kelompok tertentu menjadi rentan terhadap kerusakan fisik, baik sebagian maupun keseluruhan. Keempat, menetapkan kebijakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran anggota baru kelompok tertentu. Kelima, dengan cara paksa memindahkan anak-anak kelompok tertentu ke kelompok lainnya.

91